Saham Syariah BRIS-BANK-BTPS-PNBS Lagi Hype, Siapa Juaranya?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
16 April 2021 11:45
Bank Syariah Indonesia
Foto: Suasana pelayanan kantor cabang Bank Syariah Indonesia. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Saham yang selanjutnya akan dibahas ialah saham bank syariah pelat merah, Bank Syariah Indonesia. BRIS adalah raksasa dengan wajah baru di pertarungan bank syariah Tanah Air.

Dalam sebulan terakhir, saham BRIS memang loyo, yakni ambles 14,81%. Nampaknya, euforia saham ini sudah lewat, sejak peresmian Februari lalu.

Sebelumnya, sejak rencana merger merebak ke publik pada Oktober tahun lalu, saham BRIS terus menanjak hingga mencapai puncaknya pada 13 Januari 2021, di harga Rp 3.770/saham. Tidak main-main, dalam setahun terakhir saham yang dulunya milik BRISyariah ini meroket 1.143,24%.

Semenjak meraih posisi tertinggi pada Januari lalu, saham BRIS cenderung menurun, kendati sesekali mencuat, misalnya pada saat peresmian bank pada 1 Februari 2021.

Kabar teranyar, Kementerian BUMN menyebutkan BRIS akan menggelar rights issue pada tahun ini.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan hal ini dilakukan guna memenuhi ketentuan jumlah saham beredar perusahaan (free float) saham, selain juga mencari mitra strategis baru.

Dari penerbitan saham baru ini perusahaan menargetkan bisa mendapatkan dana sebanyak-banyaknya US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Informasi saja, dampak dari merger BRIS menyebabkan porsi saham masyarakat di BRIS menjadi 6,85%. Persentase tersebut di bawah 7,5% atau berada di bawah ketentuan minimal saham milik publik.

BRIS belum memiliki laporan keuangan terbaru, yakni pascaresmi beroperasi setelah penggabungan (merger) pada 1 Februari 2021.

BSI merupakan hasil penggabungan tiga bank syariah pelat merah, yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT BNI Syariah dan PT BRISyariah.

BSI menggunakan ticker (kode saham) BRIS di pasar saham, mengingat BRISyariah menjadi bank yang menjadi entitas penggabungan.

Tahun lalu, BSI (masih memakai laporan kinerja BRI Syariah) mencatatkan laba bersih senilai Rp 248 miliar pada akhir 2020, meroket 235,14% dari posisi 2019.

Rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) tercatat 1,7% di akhir tahun lalu, turun dibanding dengan akhir tahun sebelumnya. Sementara, dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga BRIsyariah tumbuh 44,61%.

Berdasarkan data Kementerian BUMN, dengan memperhitungkan laporan keuangan Juni 2020, bank ini akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dari sisi aset, dengan nilai mencapai Rp 214,6 triliun.

BSI akan menjadi Bank BUKU III dengan modal inti sebesar Rp 20,42 triliun.

Kinerja terbaru, BRIS mencatatkan nilai pembiayaan perumahan selama kuartal I-2021 (Q1) untukproduk Griya Hasanah bersubsidi dan non-subsidi sebesar Rp 38 triliun, naik 13,93% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Griya Hasanah adalah produk pembiayaan perumahan BSI dengan margin khusus dan tenor sampai 30 tahun. Produk ini bisa diperoleh masyarakat yang hendak membeli rumah tapak maupun apartemen.

Dilansir CNBC Indonesia, Rabu (14/4), Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, KPR (kredit pemilikan rumah) syariah ini terbukti tahan banting di tengah pandemi terlihat dari pertumbuhan dobel digit yaitu 13,93%.

Prospek bank syariah terbilang cerah, mengingat Indonesia menduduki peringkat ke-5 dari 73 negara sebagai ekonomi syariah terbesar di dunia. Data tersebut mengacu pada laporan The State of Global Islamic Economy Report 2019-2020, dikutip dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular