Saham Syariah BRIS-BANK-BTPS-PNBS Lagi Hype, Siapa Juaranya?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
16 April 2021 11:45
Suasana pelayanan kantor cabang Bank Syariah Indonesia
Foto: Suasana pelayanan kantor cabang Bank Syariah Indonesia. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Awal tahun 2021 menandai babak baru perbankan syariah di Tanah Air. Pasalnya, pada 1 Februari 2021 PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) resmi lahir dari hasil merger tiga bank syariah BUMN.

Pada tanggal yang sama, di bulan dan hari yang sama, bank syariah dengan modal mini, PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK), resmi mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham BANK.

Dengan hadirnya Bank Syariah Indonesia, bank syariah pelat merah otomatis terkonsolidasi dan memiliki aset yang lebih jumbo. Bank ini gabungan dari PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.

Sementara, Bank Net, yang merupakan pendatang baru di bursa, sudah melakukan sejumlah manuver, mulai dari pergantian nama, rencana rights issue, dan kabar soal investor kakap yang bakal masuk. Namanya kini menjadi Bank Aladin Syariah, dari sebelumnya Bank Net Indonesia Syariah dan Bank Maybank Syariah.

Selain kedua bank syariah di atas, masih ada dua bank lagi yang belum disebut, yakni bank Grup Panin PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS) dan anak usaha Bank BTPN PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS).

Lantas, bagaimana sih kinerja saham keempat bank syariah tersebut dalam sebulan terakhir?

Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia menyajikan tabel kinerja saham empat bank syariah di bursa domestik dalam sebulan belakangan, berdasarkan data BEI per Kamis (15/4/2021).

Menurut data di atas, dari empat saham bank syariah ada dua saham yang menunjukkan kinerja positif, baik secara harian maupun sebulan. Kedua saham tersebut ialah BANK dan PNBS.

Sementara, kedua saham lainnya, BTPS dan BRIS sama-sama ambles dalam sehari dan sebulan belakangan.

NEXT: Simak Analisis BANK-BRIS

Bank Aladin (BANK)

Saham Bank Aladin alias BANK melesat 5,83% ke Rp 3.810/saham pada perdagangan Kamis (15/4). Adapun dalam sebulan terakhir, saham BANK sudah melejit 43,77%.

Saham ini memang 'primadona' investor sejak awal IPO. Bagaimana tidak, sjak awal melantai di bursa, saham ini terus menanjak. Kenaikan yang luar biasa sekaligus liar tersebut membuat pihak bursa mengganjarnya dengan tiga kali suspensi, terakhir pada 16 Maret 2021-5 April 2021.

Setelah 'gembok' dibuka pada 6 April, saham ini langsung terkoreksi 1,51%. Tetapi, seolah tak mau menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) di 7%, BANK malah terus melaju kencang di zona hijau sejak 7 April hingga Kamis kemarin (15/4).

Dengan performa saham yang 'gila-gilaan' ini, sejak IPO Februari lalu di harga Rp 103/saham, saham BANK sudah meroket 3.599,02%. Sebuah capaian yang fantastis.

Lalu, bagaimana dengan 'jeroannya' alias kinerja keuangan Bank Net sendiri?

Dalam prospektus perusahaan pada 25 Januari 2021, hingga akhir Juli tahun lalu BANK mencatatkan laba bersih senilai Rp 59,97 miliar. Angka ini naik 79,12% dari posisi laba di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 33,48 miliar.

Namun, menariknya, sejak Desember 2017 sampai Juli 2020 rasio pembiayaan bermasalah alias kredit macet BANK nihil alias nol. Adapun sejak 2018, tercatat BANK tidak menyalurkan pembiayaan.

Pada periode tersebut, perusahaan memiliki modal inti senilai Rp 652,78 miliar, jauh di bawah ketentuan OJK yakni Rp 1 triliun di 2020, Rp 2 triliun di 2021 dan Rp 3 triliun di 2022.

BANK memang berencana melakukan penambahan modal lewat rights issue yang rencananya akan disetujui lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 7 April lalu. Namun, rights issue tersebut diputuskan untuk ditunda.

Manajemen bank menjelaskan, perseroan tidak membahas rights issue, yang merupakan mata acara ketiga RUPSLB. Ini lantaran pihak BANK mengikuti aturan OJK yang menyatakan pembahasan tersebut tidak dapat dapat dilakukan sebelum perseroan memenuhi POJK 32/2015, yaitu soal kewajiban penyampaian keterbukaan informasi.

Pihak BANK mengakui, perseroan belum dapat menyampaikan keterbukaan informasi terkait rights issue tersebut.

Akan tetapi, dalam keterbukaan informasi itu, manajemen menambahkan, BANK akan tetap melakukan rights issue dalam waktu dekat, atau setidaknya dalam 1 tahun ke depan.

Asal tahu saja, selain persetujuan rights issue, agenda lainnya ialah persetujuan perubahan nama perseroan, dan persetujuan perubahan susunan pengurus perseroan.

Nah, RUPSLB tersebut malahan menyetujui perubahan nama dari Bank Net Indonesia Syariah menjadi Bank Aladin Syariah.

NEXT: Kinerja Bank Syariah Indonesia (BRIS)

Saham yang selanjutnya akan dibahas ialah saham bank syariah pelat merah, Bank Syariah Indonesia. BRIS adalah raksasa dengan wajah baru di pertarungan bank syariah Tanah Air.

Dalam sebulan terakhir, saham BRIS memang loyo, yakni ambles 14,81%. Nampaknya, euforia saham ini sudah lewat, sejak peresmian Februari lalu.

Sebelumnya, sejak rencana merger merebak ke publik pada Oktober tahun lalu, saham BRIS terus menanjak hingga mencapai puncaknya pada 13 Januari 2021, di harga Rp 3.770/saham. Tidak main-main, dalam setahun terakhir saham yang dulunya milik BRISyariah ini meroket 1.143,24%.

Semenjak meraih posisi tertinggi pada Januari lalu, saham BRIS cenderung menurun, kendati sesekali mencuat, misalnya pada saat peresmian bank pada 1 Februari 2021.

Kabar teranyar, Kementerian BUMN menyebutkan BRIS akan menggelar rights issue pada tahun ini.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan hal ini dilakukan guna memenuhi ketentuan jumlah saham beredar perusahaan (free float) saham, selain juga mencari mitra strategis baru.

Dari penerbitan saham baru ini perusahaan menargetkan bisa mendapatkan dana sebanyak-banyaknya US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Informasi saja, dampak dari merger BRIS menyebabkan porsi saham masyarakat di BRIS menjadi 6,85%. Persentase tersebut di bawah 7,5% atau berada di bawah ketentuan minimal saham milik publik.

BRIS belum memiliki laporan keuangan terbaru, yakni pascaresmi beroperasi setelah penggabungan (merger) pada 1 Februari 2021.

BSI merupakan hasil penggabungan tiga bank syariah pelat merah, yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT BNI Syariah dan PT BRISyariah.

BSI menggunakan ticker (kode saham) BRIS di pasar saham, mengingat BRISyariah menjadi bank yang menjadi entitas penggabungan.

Tahun lalu, BSI (masih memakai laporan kinerja BRI Syariah) mencatatkan laba bersih senilai Rp 248 miliar pada akhir 2020, meroket 235,14% dari posisi 2019.

Rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) tercatat 1,7% di akhir tahun lalu, turun dibanding dengan akhir tahun sebelumnya. Sementara, dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga BRIsyariah tumbuh 44,61%.

Berdasarkan data Kementerian BUMN, dengan memperhitungkan laporan keuangan Juni 2020, bank ini akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dari sisi aset, dengan nilai mencapai Rp 214,6 triliun.

BSI akan menjadi Bank BUKU III dengan modal inti sebesar Rp 20,42 triliun.

Kinerja terbaru, BRIS mencatatkan nilai pembiayaan perumahan selama kuartal I-2021 (Q1) untukproduk Griya Hasanah bersubsidi dan non-subsidi sebesar Rp 38 triliun, naik 13,93% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Griya Hasanah adalah produk pembiayaan perumahan BSI dengan margin khusus dan tenor sampai 30 tahun. Produk ini bisa diperoleh masyarakat yang hendak membeli rumah tapak maupun apartemen.

Dilansir CNBC Indonesia, Rabu (14/4), Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, KPR (kredit pemilikan rumah) syariah ini terbukti tahan banting di tengah pandemi terlihat dari pertumbuhan dobel digit yaitu 13,93%.

Prospek bank syariah terbilang cerah, mengingat Indonesia menduduki peringkat ke-5 dari 73 negara sebagai ekonomi syariah terbesar di dunia. Data tersebut mengacu pada laporan The State of Global Islamic Economy Report 2019-2020, dikutip dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ajib! Saham-saham Bank Syariah Meroket, Dipimpin BANK & BRIS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular