
Pertarungan Sengit Dunia Digital RI: Shopee vs Grab vs Gojek

Jakarta, CNBC Indonesia - Ranah digital Indonesia setahun terakhir sedang diramaikan oleh para startup yang berusaha menjadi pemain utama di sektor. Pertarungan ini melibatkan Gojek, Shopee, dan Grab.
Dalam pertarungan ini para raksasa startup ini berusaha untuk menjadi pemain besar dan pemain utama di segala sektor. Mereka fokus pada sektor lain. Contohnya Shopee yang melebarkan sayap ke sektor keuangan digital, begitu pula Grab dan Gojek.
Alasan perebutan ini tentu karena ekonomi digital Indonesia yang merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Menurut laporan e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company ekonomi digital Indonesia mencapai US$44 miliar pada 2020 dan meningkat tiga kali lipat pada 2025 menjadi US$124 miliar.
Potensi ekonomi digital yang besar ditambah dengan bonus demografi penduduk usia produktif yang besar serta jumlah penduduk yang besar menjadi alasan yang sahih untuk para startup raksasa ini jor-joran menggelar aksi korporasi agar bisa menguasai pasar digital di Indonesia.
Berikut gambaran aksi Gojek, Grab, dan Shopee dalam usaha menjadi pemain besar dalam bisnis digital tanah air:
![]() |
Gojek
Gojek merupakan startup unicorn asal Indonesia yang merambah Asia Tenggara. Pada awalnya bisnis utama Gojek adalah ride hailing (transportasi). Seiring berkembangnya waktu layanannya diperluas ke pembayaran digital melalui GoPay, pengiriman makanan GoFood, layanan menonton berbayar GoPay, hingga kelayakan logistik lainnya.
Kini Gojek berusaha untuk memperluas pasar dan ekosistemnya. Akhir tahun lalu Gojek mengumumkan telah memegang 22% saham Bank Jago. Pembelian ini dilakukan melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay).
Menurut co-CEO Gojek Andre Sulistyo, kolaborasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang yang akan memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Gojek ke depan. Melalui kolaborasi ini, Gojek juga dapat mengembangkan model agar bisa bermitra dengan berbagai institusi perbankan lainnya.
"Kami ingin terus meningkatkan kerja sama seperti ini, agar aplikasi Gojek dapat semakin menjadi andalan masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan finansial mereka," terang Andre dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (15/4/2021).
Rumor terbaru, Gojek selangkah lagi merampungkan merger dengan raksasa e-commerce tanah air Tokopedia. Sumber Reuters mengatakan aksi korporasi ini tinggal meminta persetujuan dari pemegang saham.
Bila terjadi merger maka perusahaan baru itu akan memiliki valuasi US$35 miliar hingga US$40 miliar. Perusahaan baru ini akan menggarap bisnis transportasi, logistik, konsumer, perdagangan ritel hingga jasa keuangan.
Halaman Selanjutnya >>
