Pertarungan Sengit Dunia Digital RI: Shopee vs Grab vs Gojek

roy, CNBC Indonesia
15 April 2021 14:26
Ilustrasi Gojek, Shoppe, Grab.
Foto: Ilustrasi Gojek, Shoppe, Grab.

Jakarta, CNBC Indonesia - Ranah digital Indonesia setahun terakhir sedang diramaikan oleh para startup yang berusaha menjadi pemain utama di sektor. Pertarungan ini melibatkan Gojek, Shopee, dan Grab.

Dalam pertarungan ini para raksasa startup ini berusaha untuk menjadi pemain besar dan pemain utama di segala sektor. Mereka fokus pada sektor lain. Contohnya Shopee yang melebarkan sayap ke sektor keuangan digital, begitu pula Grab dan Gojek.

Alasan perebutan ini tentu karena ekonomi digital Indonesia yang merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Menurut laporan e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company ekonomi digital Indonesia mencapai US$44 miliar pada 2020 dan meningkat tiga kali lipat pada 2025 menjadi US$124 miliar.

Potensi ekonomi digital yang besar ditambah dengan bonus demografi penduduk usia produktif yang besar serta jumlah penduduk yang besar menjadi alasan yang sahih untuk para startup raksasa ini jor-joran menggelar aksi korporasi agar bisa menguasai pasar digital di Indonesia.

Berikut gambaran aksi Gojek, Grab, dan Shopee dalam usaha menjadi pemain besar dalam bisnis digital tanah air:

Gojek. (REUTERS/Edgar Su)Foto: Gojek. (REUTERS/Edgar Su)

Gojek

Gojek merupakan startup unicorn asal Indonesia yang merambah Asia Tenggara. Pada awalnya bisnis utama Gojek adalah ride hailing (transportasi). Seiring berkembangnya waktu layanannya diperluas ke pembayaran digital melalui GoPay, pengiriman makanan GoFood, layanan menonton berbayar GoPay, hingga kelayakan logistik lainnya.

Kini Gojek berusaha untuk memperluas pasar dan ekosistemnya. Akhir tahun lalu Gojek mengumumkan telah memegang 22% saham Bank Jago. Pembelian ini dilakukan melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay).

Menurut co-CEO Gojek Andre Sulistyo, kolaborasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang yang akan memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Gojek ke depan. Melalui kolaborasi ini, Gojek juga dapat mengembangkan model agar bisa bermitra dengan berbagai institusi perbankan lainnya.

"Kami ingin terus meningkatkan kerja sama seperti ini, agar aplikasi Gojek dapat semakin menjadi andalan masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan finansial mereka," terang Andre dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (15/4/2021).

Rumor terbaru, Gojek selangkah lagi merampungkan merger dengan raksasa e-commerce tanah air Tokopedia. Sumber Reuters mengatakan aksi korporasi ini tinggal meminta persetujuan dari pemegang saham.

Bila terjadi merger maka perusahaan baru itu akan memiliki valuasi US$35 miliar hingga US$40 miliar. Perusahaan baru ini akan menggarap bisnis transportasi, logistik, konsumer, perdagangan ritel hingga jasa keuangan.

Halaman Selanjutnya >>

Shopee merupakan bisnis e-commerce dari perusahaan bernama SEA Limited yang berbasis di Singapura dan sudah mencatatkan sahamnya di bursa saham Amerika Serikat (AS). SEA juga pemilik dari Garena, publisher game online seperti Free Fire, Call of Duty (untuk Asia Tenggara) hingga Arena of Valor.

Shopee merupakan salah satu e-commerce yang banyak dikunjungi di Indonesia. Namun kini perusahaan sudah merambah layanan keuangan melalui ShopeePay, ShopeePay Letter, dan pengiriman makanan melalui Shopee Food.

SEA Limited juga mengembangkan sayapnya ke bank digital. Mereka sudah mencoplok Bank Kesejahteraan Ekonomi (Bank BKE) dan mengganti namanya menjadi Bank Seabank Indonesia.

OJKmenyampaikan bahwa induk perusahaan Shopee, Sea Limited (Sea Grup) telah menjadi pemegang saham Bank BKE. Upaya ini dilakukan Shopee untuk masuk ke bisnis bank digital di Tanah Air.

"Sea Grup sudah masuk di Bank BKE (Bank Kesejahteraan Ekonomi)," kata Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto, dalam konferensi pers, Kamis (18/2/2021).

Strait Times melaporkan SEA juga mengincar Bank Aladin Syariah. Kemungkinan ini untuk memenuhi aturan kepemilikan bank di mana OJK menyasarkan lembaga yang ingin memiliki saham bank lebih dari 40% harus mengakuisisi dua bank di Indonesia.


Halaman Selanjutnya >>>

Grab merupakan kompetitor utama Gojek di Asia Tenggara. Awalnya bisnis perusahaan asal Singapura ini di bidang transportasi (ride-hailing), pengiriman makanan (GrabFood) dan logistik.

Grab juga merambah bisnis jasa keuangan melalui Grab Financial. Belakangan diketahui Grab sudah masuk ke bisnis pembayaran digital dengan menguasai 39,2% saham dompet digital OVO, pemegang saham terbesar kedua setelah Tokopedia yang memiliki 41,1% saham perusahaan.

Rumor lainnya, Grab dikabarkan ingin masuk ke bisnis bank digital dengan mencaplok bank di tanah air. Kabarnya yang beredar di pasar bank yang diincar adalah Bank Capital. Bank ini akan menjadi tulang punggung pembayaran digital Grab.

Teakhir, Grab dikabarkan sudah membeli 4% saham Emtek Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) senilai Rp 4 triliun, seperti dikutip dari Strait Times.

Aksi korporasi ini menghidupkan kembali rumor merger OVO dan DANA sebagai cara Grab untuk mengalahkan dominasi GoPay di Indonesia. Rumor ini berhembus tahun lalu.

Patut diingat pula Emtek merupakan pemegang saham dari Bukalapak. Perusahaan teknologi dan media ini menguasai 30-an persen saham e-commerce yang didirikan Ahmad Zaki dan Fajrin Rasyid ini. Jadi ada potensi Grab akan memperluas layanannya ke toko online.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular