GoTo Resmi Merger, Bagaimana Nasib OVO di Tokopedia?

Novina Putri Bestari & Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
18 May 2021 10:50
Pedagang menjajakan dagangannya dengan sistem pembayaran cashless di Pasar PSPT Tebet Jakarta Selatan, Selasa (26/2). Banyaknya Sektor UMKM di Indonesia yang belum tersentuh online, Menkominfo menggalakkan gerakan Pramuka UMKM jualan online Nasional. Dikutip Detikcom Berdasarkan data McKinsey Global Institute, nilai transaksi UMKM yang beralih ke online akan berkembang dua kali lebih cepat. Sayangnya, dari 59,9 juta UMKM itu baru 3,97 juta UMKM yang sudah go online. Saat ini, startup yang sudah bergelar unicorn di Tanah Air adalah Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. Penyebutan unicorn yang disematkan kepada startup tersebut karena mereka berhasil memiliki valuasi bisnisnya di atas USD 1 miliar. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), lembaga terkait, dan enam e-commerce marketplace, yakni Blanja, Blibli, Bukalapak, Lazada, Shopee, dan Tokopedia menggagas Gerakan UMKM Jualan Online. Agar gerakan tersebut tersebar merata di seluruh Indonesia, tercatat sekitar 376 kegiatan akan digelar di lebih dari 70 kota. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pedagang menjajakan dagangannya dengan sistem pembayaran cashless di Pasar PSPT Tebet Jakarta Selatan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan penggabungan entitas kedua perusahaan dan berganti nama menjadi GoTo.

Bergabungnya Gojek dengan Tokopedia lantas memunculkan pertanyaan, bagaimana nasib OVO sebagai salah satu mitra Tokopedia untuk metode pembayaran, apakah akan tergeser dengan Gopay, dompet digital yang dimiliki Gojek?

Menjawab hal tersebut, Head of Corporate Communication OVO Harumi Supit menjelaskan, perseroan secara terbuka akan terus menjalankan strategi ekosistem terbuka yang mengedepankan kolaborasi untuk mendorong inklusi keuangan.

"Untuk itu, tidak ada perubahan layanan OVO di platform Tokopedia maupun mitra e-commerce OVO lainnya," kata Harumi kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/5/2021).

Menurutnya, merger perusahaan berstatus decacorn dan unicorn tersebut merupakan langkah positif bagi perkembangan lanskap digital Indonesia yang terus tumbuh dan berkembang, terutama di tengah akselerasi digitalisasi selama masa pandemi Covid-19.

"Ini merupakan potensi yang luar biasa bagi OVO untuk mendukung percepatan peningkatan inklusi keuangan secara merata, dengan memberikan akses untuk berbagai layanan keuangan sebagai bagian dari ekosistem OVO," katanya.

VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak mengatakan Tokopedia tetap akan menyediakan puluhan metode pembayaran untuk mempermudah pengguna bertransaksi online dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Mergernya Gojek dengan Tokopedia memang menimbulkan pertanyaan soal nasib OVO. Pasalnya, Tokopedia merupakan salah satu pemegang saham terbesar OVO. Selain Tokopedia ada Grab sebagai pemegang saham besar lainnya.

Pasca merger, GoTo Grup memiliki dompet digital GoPay yang merupakan kompetitor OVO. Sementara Grab merupakan kompetitor Gojek di Asia Tenggara.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Kunci GoTo Sukses Sabet Best Employer Awards 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular