
Kalau Rupiah Nggak Menguat Hari Ini, Kebangetan Banget!

Kebetulan 'cuaca' di luar sedang bagus. Dini hari tadi, bursa saham New York ditutup menguat di mana indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,9%, S&P 500 melesat 1,11%, dan Nasdaq Composite melejit 1,31%. DJIA dan S&P 500 mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Investor kembali ke pasar saham karena imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dalam tren menurun. Sejak menyentuh kisaran 1,73% pada minggu ketiga Maret, kini yield surat utang pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden berada di 1,5671%.
US Treasury Bonds yang beberapa waktu lalu sempat menjadi primadona kini mulai ditinggalkan. Pelaku pasar sepertinya sudah lebih percaya diri bahwa ekonomi Negeri Paman Sam bakal pulih dengan cepat dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Akibatnya, aset aman seperti obligasi dilepas dan investor mulai berani masuk ke instrumen berisiko.
Keyakinan akan pemulihan ekonomi AS terkonfirmasi dengan rilis data ketenagakerjaan terbaru. Pada pekan yang berakhir 10 April 2021, klaim tunjangan pengangguran turun drastis 193.000 menjadi 576.000. Ini adalah yang terendah sejak pertengahan Maret tahun lalu atau sebelum masa pandemi.
Selain data ketenagakerjaan, ada lagi yang menambah optimisme. Pada Maret 2021, penjualan ritel di Negeri Stars and Stripes naik 9,8% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini adalah laju tercepat sejak Mei 2020.
Dibandingkan dengan Maret 2020 (year-on-year/yoy), kenaikan penjulan ritel lebih sangar lagi yaitu mencapai 19,36%. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.
"Buat aset-aset berisiko, ini adalah kondisi terbaik. Yield obligasi turun dan data ekonomi sangat impresif. Ini yang kita semua ingin lihat," tegas Tim Murray, Capital Markets Strategist di T. Rowe Prive Associates, seperti dikutip dari Reuters.
Halaman Selanjutnya --> Ekonomi China To the Moon
(aji/aji)