Kurs Dolar Australia Jeblok ke Bawah Rp 11.100, kok Bisa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 April 2021 13:53
An Australia Dollar note is seen in this illustration photo June 1, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia melemah melawan rupiah yang sedang lesu pada perdagangan Selasa (13/4/2021), dan kembali ke bawah Rp 11.100/AU$. Dolar Australia masih melemah meski data menunjukkan kondisi bisnis di Negeri Kanguru terus menunjukkan perbaikan.

Pada pukul 12:23 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.091,62, dolar Australia melemah 0,26% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

National Australia Bank (NAB) melaporkan tingkat keyakinan bisnis bulan Maret turun menjadi 15 dari bulan sebelumnya 18.

Tingkat keyakinan bisnis Australia menggunakan angka 0 sebagai ambang batas, di atasnya menunjukkan optimisme, sementara di bawahnya menunjukkan pesimisme terhadap kondisi ekonomi.

Meski optimisme bisnis menurun, tetapi laporan dari NAB menunjukkan kondisi bisnis justru membaik, yang menunjukkan berlanjutnya pemulihan di semua sektor ekonomi.

Indeks kondisi bisnis di bulan Maret naik 8 poin menjadi 25, yang merupakan rekor tertinggi.

"Ini adalah data yang bagus. Dunia usaha memberi tahu kita roda bisnis terus berputar dan semakin membaik ke level yang sehat. Pemulihan ekonomi pada tahun lalu lebih cepat dari yang diperkirakan orang-orang," kata Alan Oster, kepala ekonom NAB, sebagaimana dilansir Market Watch, Selasa (13/4/20210).

Meski data ekonomi bagus, tetapi dolar Australia melemah melawan rupiah. Analis dari Westpac, Bill Evans, mengatakan dolar Australia baru akan menguat lagi melawan mata uang lainnya mulai kuartal III-2021.

Kinerja dolar Australia memang kurang bagus belakangan ini, khususnya melawan dolar Amerika Serikat (AS). Tetapi Evans masih yakin ke depannya akan kembali menguat, sebab dolar Australia dikatakan masih undervalue. Sentimen pelaku pasar juga akan membaik di semester II nanti, dan akan menopang penguatan dolar Australia.

Ketika dolar Australia menguat melawan dolar AS, maka rupiah kemungkinan besar juga akan tertekan.

"Model valuasi kami menunjukkan dolar Australia secara signifikan masih undervalue, kami memperkirakan sentimen terhadap risiko akan kembali di sisa tahun 2021. Itu akan konsisten dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi global, yang di sekitar 6%," kata Evans sebagaimana dilansir Poundsterlinglive, Jumat (9/4/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular