Dolar Mulai Bangkit, Penguatan Rupiah Tinggal Tersisa Sedikit

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 April 2021 15:38
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Ketika ekonomi AS bangkit, penciptaan lapangan kerja kian masif, maka permintaan akan ikut terdongkrak. Tekanan inflasi akan muncul dan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bisa saja merespons dengan mulai mengetatkan kebijakan moneter. Misalnya dengan menaikkan suku bunga acuan.

"Kehadiran vaksin sangat membantu optimisme masyarakat untuk kembali beraktivitas. Belum ada belanja pemerintah semakin besar dengan adanya stimulus. Mungkin The Fed belum melihat ada tanda-tanda percepatan laju inflasi, tetapi pasar sudah melihat itu. Peluang kenaikan suku bunga semakin tinggi," papar Kaida.

Mengutip CME FedWatch, pelaku pasar melihat peluang The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 0-25-0,5% pada akhir tahun ini adalah 8,2%. Bahkan pada 20 Maret 2021, probabilitasnya sempat menyentuh 10,9%.

fedSumber: CME FedWatch

Ketika Federal Funds Rate benar-benar naik, maka berinvestasi di aset-aset berbasis doar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap seperti obilgasi) akan ikut terkerek. Permintaan dolar AS akan membludak dan nilai tukarnya menguat.

Oleh karena itu, rupiah (dan mata uang lainnya) tetap harus waspada. Dolar AS boleh saja terpeleset hari ini, tetapi besok bisa saja perkasa lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular