11 Saham IPO 'Crispy' Banget Gaes, Cek Faktanya!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
06 April 2021 07:20
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Di tempat kedua, ada saham emiten bank digital BANK yang menjadi 'primadona' pelaku pasar sejak awal IPO. Saham ini terus dikoleksi investor hingga mencatatkan lonjakan harga hingga 2.472,82% sejak awal IPO.

Saham Bank Net Syariah ini 'terbang' seiring sentimen narasi bank digital yang berhembus sejak beberapa waktu lalu.

Tetapi, kenaikan yang 'tidak tanggung-tanggung' tersebut membuat saham BANK diganjar 'hukuman' oleh pihak bursa. Saham BANK, bersama waran perseroan (BANK-W), sudah tiga kali disuspensi. Terakhir, BANK digembok pada 16 Maret lalu, dan belum dibuka kembali hingga saat ini.

Fenomena saham-saham baru IPO yang langsung 'terbang' dan menyentuh batas auto rejection atas (ARA) menjadi sesuatu yang lazim ditemui di bursa.

Terbaru, pada perdagangan Kamis pekan lalu (1/4), saham produsen laptop Zyrex, ZYRX, menjadi pemuncak top gainers setelah melejit 24,62% ke Rp 486/saham.

Semenjak resmi melantai di bursa, pada Selasa (30/3), ZYRX terus melesat dan menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 25% selama tiga hari beruntun.

Akan tetapi, investor sebaiknya perlu berhati-hati dalam mengoleksi dan berburu saham IPO. Ini karena, dalam kasus-kasus tertentu, saham IPO biasanya hanya melesat di awal-awal saja, katakanlah dua atau tiga hari sejak IPO.

Setelah melonjak dan bergerak liar, saham-saham IPO tersebut bisa saja 'dibanting' dan ambles menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).

Ini karena, dalam kasus tertentu, investor kakap bisa melakukan aksi cornering alias 'aksi goreng saham' hingga suatu saham bisa mencapai ARA, untuk kemudian diturunkan ke harga tertentu apabila dimungkinkan.

Ambil contoh, saham emiten kontraktor tambang UNIQ juga sempat menyentuh ARA, meskipun akhirnya ambrol. Bahkan, per 1 April 2021, harga saham ini malas ambles 9,32% ke Rp 107/saham dari harga saham saat IPO di Rp 118/saham.

Setelah 'diterbangkan' selama 2 hari sejak IPO pada 8 Maret 2021, selanjutnya saham UNIQ 'dibanting' hingga 8 hari beruntun yang menyebabkan harga sahamnya anjlok dari Rp 195/unit menjadi Rp 112/unit atau depresiasi 42,56%.

Sebagai informasi, Ultima Nitra menawarkan sebanyak 300 juta saham baru atau setara 9,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

Saham baru tersebut ditawarkan pada harga Rp 118 per saham sehingga keseluruhan dana IPO yang terkumpul adalah sebesar Rp 35,4 miliar.

Dengan mengacu pada kasus di atas, bagi investor yang ingin berburu saham-saham IPO dalam jangka pendek, sebaiknya siap-siap menahan napas.

Namun, apabila pembelian suatu saham IPO tersebut didasarkan pada prospek jangka panjang yang positif, barangkali fluktuasi harga yang bergerak liar di awal tampaknya tidak akan menjadi masalah yang berarti.

Jadi bagi Anda yang punya horizon investasi jangka panjang, mengoleksi saham-saham IPO dengan fundamental yang baik bisa jadi pilihan. Namun bagi trader dengan time frame pendek dalam bertransaksi saham, bisa jadi saham-saham IPO jadi buruan, tentu dengan menerapkan strategi trading masing-masing.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular