Gainers-Losers

Duh! WSKT-WIKA Cs Kompak ARB, Saham Grup Lippo Teratas

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
05 April 2021 12:43
Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat berada di zona hijau pada awal perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah siang ini. IHSG merosot 0,46% dan meninggalkan level psikologis 6.000 ke posisi 5.983,76 pada penutupan sesi I perdagangan, Senin (5/4/2021).

Menurut data BEI, ada 187 saham naik, 275 saham merosot dan 159 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,85 triliun dan volume perdagangan mencapai 10,62 miliar saham.

Investor asing pasar saham Indonesia dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 497,68 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 32,31 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (5/4).

Top Gainers

  1. Visi Media Asia (VIVA), saham +32,69%, ke Rp 69, transaksi Rp 33,1 M

  2. Intermedia Capital (MDIA), +23,73%, ke Rp 73, transaksi Rp 11,9 M

  3. Matahari Putra Prima (MPPA), +14,09%, ke Rp 340, transaksi Rp 61,4 M

  4. Multipolar (MLPL), +9,82%, ke Rp 123, transaksi Rp 28,5 M

  5. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +7,91%, ke Rp 12.625, transaksi Rp 41,9 M

Top Losers

  1. Pembangunan Perumahan (PTPP), saham -6,91%, ke Rp 1.280, transaksi Rp 43,9 M

  2. Wijaya Karya (WIKA), -6,84%, ke Rp 1.430, transaksi Rp 50,6 M

  3. Waskita Karya (WSKT), -6,64%, ke Rp 1.055, transaksi Rp 91,4 M

  4. Waskita Beton Precast (WSBP), -6,60%, ke Rp 198, transaksi Rp 34,1 M

  5. Bank Syariah Indonesia (BRIS), -4,72%, ke Rp 2.220, transaksi Rp 38,0 M

Menilik daftar di atas, dua saham emiten Grup Bakrie memuncaki top gainers pada sesi I hari ini. Keduanya ialah VIVA dan anak usahanya MDIA.

Saham VIVA melejit 32,69% ke Rp 69/saham dengan nilai transaksi Rp 33,1 miliar.

Sementara, MDIA ikut melesat 23,73% ke Rp 73/saham. Nilai transaksi saham emiten induk dari stasiun televisi ANTV ini sebesar Rp 11,9 miliar.

Berbeda dengan VIVA-MDIA, empat emiten BUMN Karya malah terperosok dan menyentuh auto rejection bawah (ARB) sebagai top losers siang ini.

Keempat saham emiten konstruksi pelat merah tersebut, yakni PTPP, WIKA, WSKT dan WSBP.

PTPP menjadi yang paling ambles dan memuncaki daftar top losers di antara yang lainnya, setelah ambruk 6,91% ke Rp 1.280/saham. Nilai transaksi saham PTPP sebesar Rp 43,9 miliar.

Anjloknya saham PTPP diikuti oleh aksi jual bersih oleh asing sebesar Rp 835,77 miliar.

Di posisi kedua ada saham WIKA yang juga ARB 6,64% ke Rp 1.055/saham dengan catatan nilai transaksi sebesar Rp 50,6 miliar.

Dengan penurunan ini, saham WIKA tercatat tidak pernah menghijau selama sepekan, hanya satu kali stagnan pada Kamis pekan lalu (1/4) dan empat kali anjlok.

Alhasil, saham WIKA sudah ambles 11,46% selama sepekan dan 18,05% dalam sebulan terakhir.

Di posisi ketiga dan keempat ada saham WSKT dan anak usahanya WSBP yang juga terjun bebas. WSKT ambrol 6,64% ke Rp 1.055/saham dengan nilai transaksi Rp 91,4 miliar.

Penurunan saham WSKT ini terjadi seiring asing melakukan aksi jual bersih Rp 640,97 juta sepanjang sesi I.

Dengan demikian, WSKT sudah terbenam di zona merah selama 12 hari perdagangan beruntun. Praktis, saham WSKT sudah anjlok 21,85% dalam seminggu terakhir, sementara dalam sebulan sudah tersungkur 26,22%.

Sama seperti sang induk, WSBP, juga terkoreksi dalam sepanjang sesi I hari ini, setelah ambruk 6,60% ke Rp 198/saham dengan nilai transaksi RP 34,1 miliar.

Ambruknya saham-saham BUMN Karya di atas diikuti oleh saham-saham konstruksi pelat merah lainnya.

Saham Adhi Karya (ADHI), misalnya ambrol 6,25% ke Rp 1.050/saham.

Kemudian, duo anak usaha WIKA, Wika Beton (WTON) anjlok 6,25% ke Rp 300/saham dan WEGE ambles 4,37% ke Rp 197/saham. Adapun emiten pengelola jalan tol Jasa Marga (JSMR) terkoreksi 0,97% ke RP 4.090/saham.

Amblesnya saham-saham tersebut terjadi pasca-eks Menteri BUMN Dahlan Iskan berkomentar mengenai kinerja sejumlah BUMN Karya yang tak memuaskan, di tengah gencarnya proyek infrastruktur.

Dalam artikelnya "Haus Kerongkongan," Dahlan Iskan meyakini ramalan para ekonom mengenai ketahanan BUMN Infrastruktur tinggal menunggu waktu akan terjadi. Posisi BUMN Karya digambarkan akan sulit atau sulit sekali.

Sektor konstruksi memang menjadi salah satu sektor yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19. Proyek-proyek konstruksi terpaksa mangkrak ketika Indonesia pertama kali kedatangan tamu tak diundang dari Wuhan, China.

Mangkraknya proyek ini tentu saja menyebabkan sektor konstruksi yang padat modal merugi parah akibat arus kas yang macet. Sementara beban keuangan yang jumbo akibat hutang usaha yang besar harus tetap dibayar.

Hal ini tentu saja tercermin dari laporan keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya di tahun 2020 yang kinerjanya sangat tidak memuaskan. Beberapa BUMN Karya laba bersihnya terpaksa terpangkas hingga 90%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular