Demi Gojek-Tokopedia, BEI Kebut Revisi Peraturan Pencatatan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
01 April 2021 13:20
Layar Pergerakan Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan terus merampungkan aturan pencatatan untuk mengakomodasi perusahaan startup bisa mencatatkan sahamnya di dalam negeri. Salah satu hal yang mencolok adalah nantinya perusahaan tersebut bisa masuk dalam papan pencatatan utama kendati masih merugi.

Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan ini disesuaikan dengan karakteristik strategi pengembangan perusahaan startup yang memang masih dalam tahap pengembangan customer dan value perusahaan sehingga menghalangi perusahaan untuk mencatatkan keuntungan.

"Sementara kita kan ada persyaratan kapan bisa masuk masuk ke papan utama, itu jadi concern mereka dan kita masa segede itu ga bisa masuk papan utama. Tapi karena memang seperti ini karakteristik bisnisnya. Karena itu kita memahami bahwa sebetulnya kita sempurnakan ketentuan kriteria untuk satu emiten dapat masuk ke papan utama," kata Hasan kepada CNBC Indonesia, Kamis (1/4/2021).

Dia menyebutkan, saat ini bursa terus melakukan diskusi dengan banyak pihak untuk mencari jalan tengah untuk merelaksasi aturan tersebut. Karena menurut dia terdapat kriteria yang harus dipertimbangkan seperti model bisnis perusahaan dan sektor bisnis yang dijalankan.

Sehingga nantinya tidak hanya perusahaan startup saja yang bisa masuk papan utama kendati masih belum untuk, namun juga sektor-sektor lain.

"Jadi general, yang berlaku untuk perusahaan di sektor apapun seperti di aturan IA mungkin kelemahan strategi bisnisnya yang tidak memungkinkan karena perusahaan harus untung," jelasnya.

Sementara itu untuk sektoralnya, awal tahun ini BEI telah resmi menerapkan klasifikasi sektor industri baru IDX Industrial Classification (IDX-IC). Sistem klasifikasi ini memperbarui dari yang sebelumnya Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA) yang digunakan bursa sejak 1996.

Prinsip klasifikasi yang digunakan dalam IDX-IC berdasarkan eksposur pasar, berbeda dari JASICA yang menggunakan aktivitas ekonomi. Selain itu, struktur klasifikasi IDX-IC dirancang memiliki 4 tingkat klasifikasi, yaitu: sektor, sub-sektor, industri, dan sub-industri.

Dengan struktur klasifikasi yang lebih dalam, maka IDX-IC dapat mengelompokkan jenis perusahaan tercatat yang lebih homogen.

Hasan mengatakan indeks baru ini lebih fleksibel dalam mengelompokkan emiten berdasarkan sektornya.

"Karena kalau di subindustri dan industri nanti ecommerce sudah ada tempatnya sub sektornya di penyedia aplikasi, di atasnya perangkat lunak dan ecommerce atau teknologi. Jadi enak banget," tandasnya.

Adapun saat ini upaya yang telah dilakukan oleh BEI untuk memfasilitasi perusahaan startup ini adalah melalui program IDX Incubator, Papan Akselerasi dan pengembangan peraturan serta kebijakan lainnya.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan diharapkan upaya ini memberikan dukungan untuk para perusahaan teknologi dan startup untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai rumah pertumbuhan.

"BEI selalu berupaya menjadi lebih inklusif tidak hanya untuk perusahaan-perusahaan teknologi namun juga perusahaan lainnya yang mempunyai karakteristik beragam dalam rangka mendukung pengembangan bisnis melalui pasar modal," terangnya beberapa waktu lalu.

Nyoman mengungkapkan bahwa upaya ini merupakan bagian dari kewajiban BEI untuk mengikuti perkembangan dan beradaptasi sehingga dapat memberikan value proposition bagi stakeholders, dalam hal ini adalah calon perusahaan tercatat dan melakukan benchmarking ke bursa-bursa global.

Penyesuaian aturan ini dilakukan setelah adanya rencana perusahaan-perusahaan startup unicorn yang berencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di dalam negeri. Ada Gojek dan Tokopedia yang menurut rencana akan masuk ke bursa saham Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo. Dia mengatakan masuknya unicorn ke lantai bursa saham bakal makin menggairahkan pasar modal dalam negeri.

"Ada satu unicorn e-commerce kita harapkan IPO di tahun ini," kata Laksono.

Meski begitu, Laksono masih merahasiakan siapa unicorn yang akan IPO tersebut. Namun sudah bisa ditebak-tebak siapa unicorn e-commerce yang akan IPO tersebut.

Hal ini diperkuat dengan penegasan dari Komisaris BEI Pandu Sjahrir. Dia memberikan petunjuk bahwa dua dari tiga perusahaan digital terbesar di Indonesia bakal IPO tahun ini di BEI. Tebakan yang paling dekat adalah Gojek dan Tokopedia, yang memang gencar disebut-sebut.

"Dua dari tiga perusahaan digabung, akan jadi sejarah IPO terbesar dalam sejarah republik. Secara size mereka tech conglomerate, dengan pihak terkait kita menjaga kepentingan saham publik minoritas, itu juga kita jaga tapi saya rasa prospek bagus. Sebagai regulator, kami melihat di bursa sangat luar biasa dan diperlukan," jelasnya.

Upaya untuk menarik perusahaan kelas kakap untuk melantai di BEI ini akan menjadikan bursa saham dalam negeri lebih atraktif bagi investor asing. Terutama selama satu tahun terakhir, emiten baru di BEI belum ada yang bisa dikatakan jumbo.

Dalam sebuah kesempatan, Presiden Direktur Credit Suisse Sekuritas Indonesia Rizal Gozali mengatakan dana asing akan kembali mengalir ke dalam negeri di tahun ini. Namun untuk menampung dana asing ini membutuhkan lebih banyak emiten yang memiliki kapitalisasi saham yang besar.

"Itu menunjukkan bahwa investor membutuhkan investasi baru untuk meningkatkan likuiditas pasar saham. Jadi menurut saya IDX butuh lebih banyak perusahaan big caps. Sejauh ini BUMN yang telah memberikan kontribusi kapitalisasi pasar yang besar," kata Rizal.

Salah satu perusahaan yang dapat mendorong peningkatan kapitalisasi pasar yang lebih besar adalah tercatatnya perusahaan startup unicorn dan decacorn yang ada di Indonesia. Meski untuk menarik perusahaan ini untuk listing di Indonesia membutuhkan lebih banyak insentif seperti dari segi pajak.

Dia menyebut keempat perusahaan rintisan ini setidaknya memiliki valuasi sebesar US$ 30 miliar sehingga akan mendorong kapitalisasi pasar BEI secara signifikan.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular