
Dibuka Hijau, IHSG Terlempar ke Zona Merah di Closing Sesi 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat menguat di jalur hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Kamis (1/3/2021), di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri.
IHSG dibuka naik 0,04% ke level 5.988,02 tetapi berbalik melemah pada penutupan sesi pertama dengan posisi koreksi 0,23% (13,6 poin) menjadi 5.971,954. Menurut data RTI, sebanyak 210 saham menguat, 252 tertekan dan 148 lainnya flat.
Transaksi bursa kembali meningkat dengan 15 miliaran saham diperdagangkan, sebanyak 574.000-an kali. Namun, nilai transaksi bursa menyusut menjadi Rp 4,9 triliun, atau jauh dari nilai transaksi di periode awal Januari yang menyentuh Rp 12 triliun (pada sesi 1 saja).
Investor asing masih mencetak penjualan bersih (net sell) di pasar reguler, senilai Rp 641,9 miliar. Saham yang dilego terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencetak nilai transaksi Rp 705,5 miliar. Saham bank BUMN ini anjlok 2,5% (110 poin) ke Rp 4.290/saham.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menyusul dengan nilai transaksi Rp 424,8 miliar. Saham bank swasta terbesar nasional tersebut flat di Rp 31.075 per unit. Dari sisi nilai transaksi, kedua saham bank tersebut juga meraja.
Koreksi di bursa nasional terjadi bahkan ketika data ekonomi menunjukkan adanya pemulihan. Aktivitas manufaktur cenderung menggeliat, sebagaimana terlihat dari Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Maret yang berada di angka 53,2.
Angka tersebut naik cukup tajam jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,9 sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah pencatatan PMI oleh IHS Markit yaitu pada April 2011. Angka di atas 50 mengindikasikan ekspansi aktivitas manufaktur.
Namun, kabar kurang menyenangkan muncul dari angka inflasi yang ternyata lebih rendah dari ekspektasi pasar. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Maret sebesar 0,08% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM).
Dibandingkan Maret 2020 (year-on-year/YoY), terjadi inflasi 1,37%. Ini lebih rendah dari konsensus pasar CNBC Indonesia yang memperkirakan inflasi bulanan sebesar 0,145% dan inflasi tahunan 1,42%.
Inflasi inti pada Maret, yang mencerminkan daya beli masyarakat, juga lebih rendah dari ekspektasi, yakni hanya 1,21% secara tahunan. Padahal, pasar mengekspektasikan angka yang lebih tinggi yakni 1,44% yang mengindikasikan penguatan daya beli.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Melesat 1,7% di Sesi 1 Sambut Kedatangan Vaksin Sinovac