
Jamsostek Mau Kurangi Saham Bikin IHSG Drop 1,5% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pengelola keuangan perlindungan bagi tenaga kerja, BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek akan mengurangi porsi investasi di saham dan reksa dana. Kebijakan ini sontak menjadi perhatian pelaku pasar dan menjadi salah satu katalis yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) drop.
Saat pembukaan, IHSG terkoreksi tipis 0,41% ke level 6.062,95. Selang 11 menit perdagangan sesi pertama IHSG lanjut terdepresiasi 1,18% ke level 5.999,42 keluar dari zona psikologis 6.000 pada perdagangan Rabu (31/3/21).
Hingga pukul 11.00 WIB, IHSG terpantau turun 1,6% ke 5.975,72. Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 2,4 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 316 miliar di pasar reguler.
BPJS menyampaikan akan membuat kebijakan yang tujuannya Asset Matching Liabilities (ALMA) Jaminan Hari Tua (JHT). Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan nantinya porsi investasi tersebut akan dialihkan ke investasi obligasi atau investasi langsung. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko pasar seperti yang terjadi belakangan ini.
"Kami lihat strateginya bisa melakukan perubahan dari saham dan reksa dana ke obligasi atau investasi langsung. Sehingga secara perlahan nanti kami akan rekomposisi aset yang ada untuk meminimalisir risiko pasar yang terjadi seperti saat ini," kata Anggoro dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (30/3/2021).
Dia menjelaskan, lembaga ini telah menetapkan tiga strategi untuk menghindari masalah investasi ini.
Pertama, strategi investasi dengan melakukan perubahan dari saham dan reksa dana ke obligasi dan investasi langsung sehingga bobot instrumen saham dan reksa dana semakin kecil.
Kedua, melakukan koordinasi intensif terutama dengan emiten yang memiliki kontribusi unrealized loss dalam portofolio saham untuk mengetahui strategi emiten.
Ketiga, menerapkan metode hasil pengembangan yang memperhatikan kesehatan keuangan dengan tetap memastikan hasil pengembangan di atas suku bunga yang jamin Undang-Undang.
Dia memaparkan, hingga akhir Februari 2021, total dana kelolaan (asset under management/AUM) mencapai BP Jamsostek mencapai Rp 489,89 triliun. Dana tersebut ditempatkan oleh BP Jamsostek pada instrumen investasi yang beragam.
Penjabarannya, 65% diinvestasikan pada instrumen obligasi, 14% pada saham dan 12% di deposito.
Selanjutnya, dana juga diinvestasikan sebesar 8% di reksa dana, di investasi properti sebesar 0,4% dan paling kecil ditempatkan melalui penyertaan langsung sebesar 0,1%.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jamsostek Kurangi Saham, Dapen Malah Nambah & Ini Pilihannya