Ojo Gumunan, Ojo Kagetan, Dolar AS Sudah Rp 14.500!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 March 2021 09:18
dolar-Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Sementara dari sisi eksternal, situasi juga sedang kurang kondusif buat rupiah. Investor sepertinya sedang bermain aman dan menghindari aset-aset berisiko.

Hal ini tercermin di bursa saham New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, tiga indeks utama di Wall Street ditutup melemah di mana Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,31%, S&P 500 berkurang 0,32%, dan Nasdaq Composite minus 0,11%.

"Pasar bak kehilangan pemimpin, tidak tentu arah. Akibatnya perilaku investor ya begitu-begitu saja, bolak-balik di antara saham teknologi dan siklikal," ujat Tim Ghriskey, Chief Investment Strategist di Inverness Counsel yang berbasis di New York, sebagaimana diwartakan Reuters.

Saat tidak ada 'perangsang' untuk masuk ke instrumen berisiko, investor pun melirik aset aman seperti obligasi pemerintah AS. Apalagi imbal hasil (yield) surat utang pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden kembali bergerak naik.

Pada pukul 07:42 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 1,726%. Ini adalah yang tertinggi sejak 19 Maret 2021.


"Banyak faktor yang mendorong kenaikan yield. Pasokan, ekspektasi inflasi, pemulihan ekonomi yang cepat, sampai stimulus," kata Andrew Brenner, Head of International Fixed Income di National Alliance Securities, seperti dikutip dari Reuters.

Halaman Selanjutnya --> Cuan di Aset Aman Bisa Bersaing dengan Saham

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular