
Jangan Menyerah, Rupiah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Sepertinya pasar mulai tenang setelah 'badai besar' yang disebabkan oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.
Pada Senin (29/3/2021), US$ 1 dibanderol Rp 14.410 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dengan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu atau stagnan.
Namun beberapa menit kemudian rupiah berhasil masuk zona hijau. Pada pukul 09:05 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14 di mana rupiah menguat tipis 0,03%.
Sepanjang minggu lalu, rupiah melemah 0,07% di hadapan dolar AS secara point-to-point. Dolar AS kini sudah di atas 14.400. Sepanjang 2021, rupiah sudah terdepresiasi 2,64% terhadap dolar AS.
Walau masih melemah, bukan berarti tidak ada harapan buat rupiah. Pekan lalu, depresiasi rupiah lebih landai ketimbang pekan sebelumnya yaitu 0,14%. Juga lebih tipis dibandingkan pekan yang berakhir 12 Maret 2021 yakni 0,63%.
Ya, sepertinya tekanan di pasar keuangan global (termasuk Indonesia) mulai reda. Akhir-akhir ini, tekanan tersebut bersumber dari tren kenaikan yield surat utang pemerintah AS. Sejak awal 2021, yield obligasi pemerintah Presiden Joseph 'Joe' Biden sudah naik 75,34 basis poin (bps).
Akan tetapi, yield instrumen ini turun 7,2 bps pada pekan lalu. Sejak menyentuh kisaran 1,7%, tertinggi dalam 14 bulan terakhir, yield berangsur turun.
Halaman Selanjutnya --> Ekonomi AS Belum 'Sembuh' Betul
