Terusan Suez Mampet, Rupiah Bisa Ikut Kena Masalah!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 March 2021 19:18
Egypt Suez Canal
Foto: AP/

Sepanjang 2020, Bank Indonesia (BI) mencatat nilai impor migas Indonesia US$ 13,87 miliar. Sementara ekspor migas tercatat US$ 8,47 miliar sehingga neraca migas defisit US$ 5,4 miliar.

Defisit perdagangan migas menjadi salah satu penyumbang terbesar defisit transaksi berjalan (current account deficit). Sepanjang 2020, Indonesia membukukan defisit transaksi berjalan sebesar US$ 4,74 miliar atau 0,45% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Padahal transaksi berjalan adalah pondasi penyokong nilai tukar mata uang. Sebab transaksi berjalan mencerminkan kecukupan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Pasokan valas dari pos ini lebih berhorizon jangka panjang, berkelanjutan, ketimbang dari portofolio di pasar keuangan (hot money) yang bisa datang dan pergi sesuka hati.

So, kalau defisit transaksi berjalan semakin melebar, maka rupiah akan sangat tergantung dengan uang panas itu. Fluktuasi rupiah akan meninggi, mengikuti arus modal yang keluar-masuk.

Dengan risiko lonjakan harga minyak, maka bukan tidak mungkin defsiit transaksi berjalan akan semakin lebar. Ini tentu bukan kabar baik buat rupiah, risiko depresiasi menjadi semakin tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular