Butuh Bujet Rp 238 T, Ini Skema Indonesia Battery Corporation

Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 March 2021 16:55
Pahala Mansury (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pahala Mansury (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian BUMN resmi menyampaikan pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC), holding perusahaan baterai BUMN. Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan langkah ini merupakan persiapan yang sudah dilakukan sejak tahun lalu.

Pendirian IBC merupakan transformasi kemajuan Indonesia ke depan. Adanya pandemi Covid-19 mempercepat proses transformasi tersebut ke arah industri baterai listrik.

"Alhamdulillah apa yang kita jalankan ini terbukti kalau mau kita kompak ini bisa terbukti. Apalagi kita dikasih anugerah luar biasa, kekayaan nikel 24% di dunia ini dan tentunya dengan ada EV [electric vehicle] battery ini buat Indonesia lebih bersahabat dengan green, ekonomi hijau, dan tidak kalah pentingnya kita berikan sesuai arahan bapak Presiden [Jokowi} kita sering terlambat antisipasi kekuatan Indonesia sendiri," kata Erick dalam konferensi pers, Jumat (26/3/2021).

Perusahaan holding ini nantinya terdiri dari empat perusahaan BUMN antara lain PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)/Inalum alias MIND ID, anak usahanya yakni ANTM, Pertamina, dan PLN.

Dalam kesempatan itu, Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury menjelaskan skema lengkapnya. Menurut mantan Dirut PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) ini, IBC tak hanya punya satu pabrik tapi menjadi industri baterai listrik yang terintegrasi.

"Jadi bukan bangun 1 pabrik saja, tap Indonesia punya mining-nya, smelting-nya, kemudian produksi prekursor, battery pack, bahkan tadi disampaikan kami ingin juga energy storage stabilizer dan recycling-nya. Investasi yang dibutuhkan bisa sampai sampai US$ 17 miliar," kata Pahala.

Jumlah investasi yang disebutkan mantan Direktur Keuangan Pertamina dan PT Bank Mandiri (BMRI) itu setara dengan Rp 238 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Dia menjelaskan, secara skema, kepemilikan saham di IBC antara Antam, MIND ID, Pertamina dan PLN sama, artinya masing-masing 25%.

"Tujuan utama supaya kekuatan di hulu-hilir bisa disatukan, makanya keempat BUMN bentuk IBC yang masing masing bagian supply chain industry battery ini akan ada JV [joint venture] itu akana dilakukan."

Dia mengatakan kapasitas yang ingin dicapai dari IBC ini yakni 140 giga watt hour (GWh). Dari jumlah itu sebesar 50 GWh dari produksi baterai listrik IBC bisa ekspor, sisanya bisa digunakan di industri baterai yang digunakan produksi EV di Indonesia. Potensi EV di Indonesia besar sekali, ada 2 wheeler [roda dua, motor] 10 juta [unit], 4 wheeler [mobil] di atas 2 juga di 2030," katanya.

Adapun terkait dengan produksi nike ore, campuran bijih nikel laterit kadar rendah jenis saprolit dengan limonit bisa diproduksi di Indonesia menjadi baterai cell dengan kapasitas 140 GWh.

"Tahap 1 bagaimana produksi antara 10-30 GWh untuk produksi baterainya tahap 1, tapi perkembangan nanti dengan jumlah mitra yang kita miliki dan makin banyak yang bisa diproduksi di domestik dari masing masing bagian ini kita harapkan bisa jadi bagian

Pada kesempatan tersebut, Erick juga menambahkan, tentu akan dilakukan partnership yang saling menguntungkan dalam pembentukan IBC sebagai holding baterai listrik. Akan dilakukan sinergis dengan beberapa perusahaan yang jadi partner positif ke depan.

Pahala mengatakan tahun ini juga akan dilakukan investasi pengembangan battery cell di hilir dan ini memang langsung dari empat BUMN yang akan menggelontorkan investasi pembangunan pabrik baterai tersebut.

"Kalau ditanya apakah akan ada pengaruh, ada namun belum sebesar apa yang menjadi visi kita bersama sampai 190 GWh mungkin awalnya kapasitas rendah tetapi selain dari itu 6 bulan setelah ini Antam dan calon mitra akan lakukan studi dan setelah selesai akan lakukan pengembangan mining-nya dan lakukan smelting facility," katanya.

"Kita harap 2021-2023 ini langsung dirasakan impact karena pengaruh pengembangan ekonomi pasca-Covid-19 ini di 2021-2023 jadi diharapkan ada pengembangan yang dirasakan langsung," katanya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar dari Luhut, Saham ANTM-TINS-INCO Siap 'Meledak'!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular