Ada Sinyal Kurs Dolar Australia Merosot ke Rp 10.500

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 March 2021 11:50
An Australia Dollar note is seen in this illustration photo June 1, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (26/3/2021). Meski demikian, dalam beberapa hari terakhir Mata Uang Kanguru ini terus melemah di saat rupiah juga sedang tertekan.

Pada pukul 10:46 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.976,5, dolar Australia menguat 0,44% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dalam 6 hari perdagangan sebelumnya, dolar Australia melemah sebanyak lima kali, dengan total penurunan 2,8%.

Secara teknikal, ada sinyal penurunan lebih jauh dolar Australia. Jika dilihat dari grafik harian dolar Australia melawan rupiah atau yang disimbolkan AUD/USD membentuk pola Double Top, yang merupakan sinyal penurunan harga.

idrGrafik: Dolar Australia vs Rupiah (AUD/IDR) harian
Foto: Refinitiv

Neckline pola ini berada di kisaran Rp 10.890/AU$. Jarak dari puncak ke neckline tersebut sekitar Rp 380. Sehingga jika neckline Rp 10.890/AU$ berhasil ditembus secara konsisten, maka dolar Australia secara teknikal berisiko turun sebesar Rp 380 ke Rp 10.510/AU$.

Dolar Australia belakangan ini tertekan penurunan harga komoditas, termasuk bijih besi.

Bijih besi merupakan komoditas ekspor utama Australia, harganya sedang ambrol, di awal pekan ini merosot 4,38%, sementara Selasa lalu anjlok lagi 4,54%, dan baru naik tipis-tipis 2 hari terakhir.

Dolar Australia merupakan salah satu mata uang yang pergerakannya memiliki korelasi positif yang kuat dengan harga komoditas. Sebab pendapatan negara Australia sangat besar dari ekspor komoditas.

Bijih besi berkontribusi sekitar 15% dari total ekspor Australia, sehingga harganya yang melesat tentunya akan meningkatkan pendapatan ekspor.

Selain itu, sektor pertambangan juga berkontribusi 10,4% terhadap produk domestik bruto (PDB) Australia, menjadi yang paling besar dibandingkan sektor lainnya.

Oleh karena itu, harga komoditas memiliki korelasi positif yang kuat dengan dolar Australia.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular