Indonesia Battery Corporation Bikin ANTM Cs to The Moon

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
26 March 2021 09:56
Ilustrasi IHSG
Foto: REUTERS/Jason Reed

Jakarta, CNBC Indonesia - Penguatan saham pertambangan nikel kembali berlanjut pada perdagangan sesi I Jumat (25/3/2021) pagi hari ini, karena masih didorong oleh kabar baik dari perkembangan seputar investasi pembentukan Indonesia Battery Corportation (IBC) dan rencana Tesla ke Indonesia.

Dari lima saham nikel, empat diantaranya masih berlanjut menguat pada awal perdagangan sesi I hari ini, sedangkan satu saham nikel cenderung melemah.

Simak pergerakan saham nikel pada awal perdagangan sesi I hari ini atau pada pukul 09:10 WIB.

Di posisi pertama terdapat saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang kembali melesat 2,29% ke level Rp 2.230/unit pada pukul 09:10 WIB pagi hari ini.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham ANTM pagi ini telah mencapai Rp 86 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 38 juta lembar saham. Tercatat investor asing membeli saham ANTM pada pagi hari ini sebanyak Rp 18,4 miliar di pasar reguler.

Selanjutnya di posisi kedua ada saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang menguat 0,92% ke posisi Rp 4.400/unit pada awal perdagangan sesi I hari ini.

Tercatat nilai transaksi saham INCO sudah mencapai Rp 13 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 3 juta lembar saham. Investor asing juga memborong saham INCO sebanyak Rp 5,4 miliar di pasar reguler.

Sedangkan untuk saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) pada awal perdagangan sesi I pukul 09:10 WIB hari ini melemah 0,43% ke Rp 1.165/unit. Namun selang 24 menit setelah pasar dibuka, saham NIKL kembali menguat 0,43% ke Rp 1.175/unit.

Nilai transaksi saham NIKL telah mencapai Rp 243 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 207 ribu lembar saham. Namun, investor pagi ini melepas saham NIKL sebesar Rp 50,9 juta.

Kabar baik untuk saham nikel, di mana perkembangan terkait investasi mobil listrik Tesla di Indonesia sudah di depan mata. Selain kabar baik dari Tesla, pengumuman holding perusahaan baterai di Indonesia juga menjadi sentimen positif bagi saham nikel hari ini.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kembali menyebut rencana produsen mobil listrik Tesla Inc untuk berinvestasi di Indonesia. Rencana investasi Tesla ini terkait dengan hilirisasi nikel terutama menjadi baterai.

"Hilirisasi nikel kerjasama pertambangan hingga hilir termasuk dengan Tesla kita ada progress, Saya kira gak terlalu lama kita akan dengar progress baik dengan Tesla," ujar Luhut dalam CNBC Indonesia Mining Forum dengan Tema "Prospek Industri Minerba 2021", Rabu (24/3/2021).

Selain Tesla, beberapa perusahaan internasional telah masuk ke Indonesia dalam rangka pembuatan baterai. Perusahaan tersebut antara lain LG Chem dan CATL. Sementara, beberapa perusahaan telah masuk dalam industri smelter Nikel yang menjadi bahan baku baterai.

"Trend kadar nikel pada baterai semakin tinggi, supply nikel diproyekiskan tidak akan cukup," ujar Luhut.

Luhut pertama kali mengungkapkan rencana investasi Tesla di Indonesia pada pertengahan Desember 2020 lalu. Saat itu, publik menduga rencana Tesla adalah membangun pabrik mobil listrik di Indonesia.

Namun, Luhut menegaskan dirinya tidak pernah menyebut bahwa minat investasi Tesla di Indonesia terkait pembangunan pabrik mobil listrik. Lalu, apa saja pembahasannya? Di sektor mana Tesla akan berinvestasi di Indonesia?

"Yang benar begini, kita sudah NDA (Non-Disclosure Agreement) dengan mereka. Saya nggak mau mengulangi kesalahan. Kita tidak tidak pernah bicara pabrik mobil. Ada enam sebenarnya di tempat mereka itu, ada Starlink, launching pad, hypersonic, battery lithium pack, stabilizer energi, itu yang kita bicarakan," paparnya saat diwawancarai Founder and Chairman CT Corp., Chairul Tanjung, di Economic Outlook 2021 CNBC Indonesia, Kamis (25/02/2021).

Menurutnya, besarnya potensi sumber daya bijih nikel di Indonesia menjadi salah satu daya tarik Tesla maupun calon investor lainnya untuk berinvestasi di Indonesia.

"Karena apa? Indonesia itu penghasil nickel ore (bijih nikel) terbesar di dunia, jadi mereka melihat potensi dari kita," ujarnya.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) segera mengumumkan pendirian Indonesia Battery Holding (IBH) yang bernama lengkap Indonesia Battery Corporation (IBC) yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air.

Dalam undangan yang didapat media nasional termasuk CNBC Indonesia, kementerian yang dipimpin Erick Thohir ini akan menggelar konferensi pers Pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) pada Jumat (26/3/2021) pukul 15.30 sore nanti.

Narasumber yang hadir di antaranya Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN (Pahala Mansury dan Kartiko Wirjoatmodjo), Dirut IBC, dan lainnya.

"Kementerian BUMN bersama MIND ID, PT Pertamina, PT PLN, dan PT Antam Tbk (ANTM) akan menggelar acara Konferensi Pers Pendirian Indonesia Battery Corporation secara virtual. Berkaitan dengan hal tersebut, kami mengundang Rekan-Rekan Media untuk menghadiri Konferensi Pers virtual yang akan diadakan pada Jum'at, 26 Maret 2021, pukul 15.30 WIB s/d selesai," tulis undangan tersebut.

Perusahaan holding ini nantinya terdiri dari empat perusahaan BUMN antara lain PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)/Inalum alias MIND ID, yang terdiri atas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero).

Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan nantinya IBC ini bisa menjadi satu perusahaan yang bisa melakukan kerja sama dengan para calon mitra.

"Jadi satu perusahaan yang bisa melakukan penandatanganan kerja sama joint venture (jv) dengan para calon mitra," jelasnya dalam forum 'BUMN Media Talk, EV Battery: Masa Depan Ekonomi Indonesia' secara daring, Selasa (02/02/2021).

Menurutnya, rantai pasok dari industri baterai ini sangat panjang, mulai dari pertambangan, smelter, pembuatan pabrik prekursor, dan lainnya.

"Nah memayungi semua value chain itu Indonesia Battery Corporation (Indonesia Battery Holding) ini. Dimiliki empat perusahaan, MIND ID, Antam, PLN, dan Pertamina. Kita selalu sampaikan kita harus terintegrasi," jelas mantan Dirut Bank BTN ini.

Di sisi hulu ada Antam, MIND ID, dan di sisi hilir ada Pertamina dan PLN. Menurtu dia, holding yang sudah dibentuk ini bisa melakukan kerja sama dengan calon mitra potensial, seperti dari China, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan negara Eropa.

"Memang 3-4 negara-negara ini para pemain global bisa bawa uang, bawa teknologi, dan bawa pasar, sehingga apa yang diproduksi di masing-masing bagian dari value chain produk EV maupun baterai kita kerjasamakan," ungkapnya.

Adapun Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik, Agus Tjahajana Wirakusumah mengungkapkan empat BUMN tersebut mendapatkan persentase kepemilikan saham yang sama.

"Porsi kepemilikan saham masing-masing BUMN pada konsorsium IBC adalah sebesar 25% dengan tujuan untuk menjaga netralitas dan akuntabilitas, mendorong sinergi dan penyelarasan sepanjang ekosistem EV baterai," kata Agus, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (01/02/2021).

Pahala menegaskan pembentukan IBC ini ditargetkan bakal terbentuk pada semester I tahun ini.

"Kami harap pembentukan IBH bisa dibentuk di semester satu tahun ini. Sudah ada diskusi empat badan usaha itu, juga sudah ada diskusi awal dengan para calon mitra, timeline semester I tahun ini," ungkapnya.

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular