Wuih Saham ANTM Cs Mulai Liar Lagi, Digerakkan Sentimen IBC?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
15 July 2021 11:17
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah kemarin cenderung menguat, saham emiten tambang nikel bergerak beragam pada perdagangan pagi ini, Kamis (15/7/2021).

Sentimen terbaru untuk saham-saham emiten nikel adalah terkait PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) yang mulai menyampaikan rencana investasi pembuatan pabrik baterai kendaraan listrik.

Berikut pergerakan saham nikel, pukul 10.37 WIB:

  1. PAM Mineral (NICL), saham +5,26%, ke Rp 320, transaksi Rp 94 M

  2. Timah (TINS), +0,62%, ke Rp 1.620, transaksi Rp 25 M

  3. Aneka Tambang (ANTM), +0,39%, ke Rp 2.600, transaksi Rp 134 M

  4. Vale Indonesia (INCO), 0,00%, ke Rp 5.250, transaksi Rp 33 M

  5. Central Omega Resources (DKFT), 0,00%, ke Rp 140, transaksi Rp 218 juta

  6. Harum Energy (HRUM), 0,00%, ke Rp 5.325, transaksi Rp 4 M

  7. Trinitan Metals and Minerals (PURE), -1,03%, ke Rp 96, transaksi Rp 111 juta

  8. Pelat Timah Nusantara (NIKL), -2,82%, ke Rp 1.035, transaksi Rp 511 juta

Menurut data di atas, dari 8 saham yang diamati, 3 menguat, 3 saham stagnan, dan 2 sisanya melemah.

Saham NICL memimpin penguatan dengan naik 5,26% ke Rp 320/saham. Ini adalah kali kelima saham ini melaju di zona hijau, dengan 3 kali menembus ARA alias tidak pernah stagnan atau anjlok sejak melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada Jumat (9/7) pekan lalu.

Dengan ini, sejak IPO saham NICL sudah 'terbang' 220,00% dari harga IPO yang sebesar Rp 100/saham.

Sementara, duo saham emiten pelat merah, TINS dan ANTM sama-sama melanjutkan penguatan, yakni masing-masing naik 0,62% dan 0,39% pagi ini. Kemarin, saham TINS dan ANTM ditutup menguat, secara berturut-turut, 2,22% dan 1,97%.

Adapun, saham INCO stagnan setelah bergerak naik-turun dari zona merah dan zona hijau ke posisi Rp 5.250/saham. Kemarin saham ini naik 1,45%.

Sementara, saahm PURE dan NIKL terperosok ke zona merah dengan melemah masing-masing sebesar 1,03% dan 2,82%.

Diwartakan sebelumnya, Direktur Utama IBC Toto Nugroho, menyampaikan bahwa RI punya cita-cita menjadi pemain baterai kelas dunia dan optimistis bisa dicapai pada 2025 mendatang.

Dia mengatakan, ada dua alasan kenapa RI harus menjadi pemain baterai kelas dunia. Pertama, karena Indonesia dianugerahi cadangan nikel dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Tak hanya nikel, Indonesia juga memiliki cadangan komoditas mineral lainnya yang bisa dijadikan bahan baku baterai hingga kendaraan listrik.

Alasan kedua adalah Indonesia memiliki pasar yang besar. Namun potensi pasar baterai tidak hanya di Indonesia, potensi pasar besar juga ada di Asia Tenggara.

"Kita harus jadi perusahaan baterai kendaraan listrik kelas dunia. Cadangan nikel yang besar dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Pasar besar di Indonesia dan ASEAN region," jelasnya dalam Investor Daily Summit 2021, Rabu (14/07/2021).

Kebutuhan baterai untuk kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) di Indonesia pada 2030 diperkirakan bakal mencapai sekitar 11-12 Giga Watt hours (GWh) atau ekuivalen dengan 140.000 unit kendaraan roda empat.

"Pasar di Indonesia sendiri hampir 30 GW dan kami sampaikan baterai ini gak hanya four wheel (roda empat), tapi energy solution di mana kita harus menyimpan sumber listrik renewable," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, diperlukan investasi yang sangat besar dan pembangunan beberapa fasilitas perlu waktu yang panjang. Menurutnya, saat ini IBC sudah tahap rinci untuk uji kelayakan atau feasibility study (FS) dan mencari sumber pendanaan proyek dengan menggaet dua calon mitra utama.

"Dua calon mitra utama dan kemarin sempat disampaikan Kementerian Investasi, sudah diumumkan 2022 ada satu factory 10 GW break through baterai, di 2024 komponen besar-besar RKEF, HPAL beroperasi, sehingga di 2025 dapatkan baterai skala besar benar-benar produksi di Indonesia," jelasnya.

Dia meyakini Indonesia bisa menjadi pemain baterai global karena dengan produksi 140 GWh artinya akan berkontribusi memasok 20% kebutuhan baterai dunia.

"Kita bisa jadi pemain baterai global yang sangat mendunia, dengan integrasi sampai ke nikel kita akan dapatkan keekonomian yang kompetitif," tuturnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indonesia Battery Corporation Bikin ANTM Cs to The Moon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular