Bos PTBA: Hilirisasi Batu Bara Bisa Sampai ke Petrokimia

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
24 March 2021 16:37
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin.
Foto: Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin.

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan batu bara, kini tengah bekerja sama dengan konsorsium PT Pertamina (Persero) dan Air Products, perusahaan asal Amerika Serikat, untuk menggarap proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME).

Namun demikian, ke depannya proyek hilirisasi batu bara bisa berlanjut hingga ke proyek petrokimia, tidak hanya berhenti di DME yang bisa menggantikan liquefied petroleum gas (LPG).

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin dalam acara "Mining Forum: Prospek Industri Minerba 2021 CNBC Indonesia", Rabu (24/03/2021).

"Menurut saya, hilirisasi nggak hanya berehenti sampai methanol dan DME, tapi bisa juga menjadi petrokimia," ungkapnya dalam "Mining Forum: Prospek Industri Minerba 2021 CNBC Indonesia", Rabu (24/03/2021).

Dia menyebutkan, di China, hilirisasi batu bara bisa sampai membuat polyethylene, polypropylene, avtur, aluminium, polyester, dan lainnya.

"20 tahun yang lalu beda dengan sekarang karena inovasi di China luar biasa. Kita mulai di saat yang tepat. Kalau dulu ikut jatuh gitu, sekarang kita tinggal mencari partner yang tepat untuk membawa teknologi ini. Nggak boleh hanya ke produk yang pasarnya jenuh. Kita bisa mencari produk petrokimia yang bisa berasal dari batu bara," paparnya.

Dia menyebut saat ini rencana proyek DME yang dikerjakan konsorsium PTBA dengan Peretamina dan Air Products diperkirakan akan menelan dana sekitar US@ 2,2 miliar, di mana PTBA akan bertindak sebagai pemasok batu bara dan Pertamina sebagai pembeli (offtaker) DME.

Proyek ini pun ditargetkan bisa mulai beroperasi pada kuartal II 2024 mendatang.

"Pada tahun ke lima setelah COD (commercial operation date), PTBA dan Pertamina bisa punya opsi memiliki saham. Risiko kegagalan pabrik tidak ditanggung oleh PTBA atau Pertamina, tapi 100% oleh investor," ungkapnya.

Dia mengatakan, pemerintah telah mendukung proyek ini, terutama setelah dimasukkannya proyek DME ini ke dalam salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan Presiden Joko Widodo pada akhir tahun lalu.

Pemerintah memberikan sejumlah insentif seperti royalti batu bara 0% untuk proyek gasifikasi, keringanan pajak berupa tax holiday dan lainnya.

"Pemerintah sangat support karena masuk ke PSN," imbuhnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selain Tekan Impor LPG, Ini Sederet Faedah Gasifikasi Buat RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular