Analisis

Duh Gusti! Kok Trio Saham Big Cap ASII-UNVR-HMSP Drop Terus?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
23 March 2021 08:18
Toyota Innova TRD Sportivo (Dok. Astra)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

ASII

Saham emiten 'raja otomotif' ASII juga ambles 3,45% dalam sebulan. Sementara, saham produsen mobil Toyota ini juga diikuti anjlok secara YTD, yakni 11,16%.

Sebelumnya, pada 26 Februari 2021, ASII melaporkan laba bersih perseroan yang drop 26% menjadi Rp 16,16 triliun pada 2020, dibandingkan 2019 yang tercatat sebesar Rp 21,71 triliun.

Laba bersih di atas dihitung setelah memasukkan keuntungan dari penjualan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar Rp 5,88 triliun. Dengan demikian, tanpa memasukkan keuntungan dari penjualan saham tersebut, laba bersih Grup Astra terjun sebesar 53% menjadi Rp 10,3 triliun

Penurunan laba bersih Astra disebabkan karena penurunan pendapatan bersih sebesar 26% menjadi Rp 175,05 triliun dari Rp 237,17 triliun pada periode waktu yang sama.

Merosotnya kinerja Astradisebabkan, salah satunya oleh merosotnya laba bersih divisi otomotif sebesar 68%.

Sebagai informasi, segmen otomotif menyumbang pendapatan terbesar ASII, yakni 38,81% pada 2020, di atas persentase pendapatan bersih dari segmen alat berat dan pertambangan yang sebesar 34,47%.

Penurunan laba sektor otomotif ini karena penjualan mobil menurun 50% menjadi 270.000 unit dengan pangsa pasar juga sedikit mengalami penurunan. Sementara penjualan sepeda motor turun 41%, tapi pangsa pasar yang meningkat.

Pada 20 Mei 2020, ASII resmi melepas 44,56% atau sebanyak 12,49 miliar saham Bank Permata kepada Bangkok Bank. Dari transaksi tersebut, Astra International mendapatkan dana segar sekitar Rp 16,38 triliun.

Dengan melihat perkembangan penjualan otomotif yang belum signifikan di awal tahun, Astra punya beban besar guna menggenjot kinerja bisnisnya kendati dari lini bisnis komoditas bisa terbantu dengan kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO), dan batu bara, serta emas.

Jangan lupa, Astra didukung bisnis dari PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan United Tractors (UNTR) di tambang batu bara dan emas.

Meskipun demikian, secara kapitalisasi pasar, menurut data Gaikindo, Astra masih menjadi penguasa kapitalisasi pasar otomotif di tahun 2020 di angka 50,75%.

Di samping itu, pemerintah juga sudah mengucurkan sejumlah insentif terkait Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk beberapa jenis mobil. Hal ini bisa menjadi sentimen positif untuk mendongkrak permintaan mobil Astra tahun ini.

Terbaru, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengklaim kebijakan diskon PPnBM berdampak positif terhadap penjualan mobil. Hal itu dipaparkan saat diwawancara secara eksklusif oleh CNBC Indonesia, pekan lalu.

Menurut dia, peningkatan pesanan mobil pun sudah mulai terjadi. Merujuk ke data yang dihimpun oleh Kementerian Perindustrian, peningkatannya hampir menembus 150%.

Terlebih, saat ini pemerintah juga mulai merancang aturan untuk mengubah relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan dari 1.500 cc menjadi 2.500 cc.

Tahun ini, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi penjualan mobil akan mengalami kenaikan lebih dari 50% dibanding tahun 2019. Kenaikan ini seiring dengan kembali membaiknya perekonomian dalam negeri yang ditargetkan pemerintah bisa tumbuh 3%-5% tahun ini.

Gaikindo memperkirakan jumlah mobil yang akan terjual pada 2021 bisa mencapai 750 ribu unit.

NEXT: HM Sampoerna

(tas/tas)
Next Page
Analisis HMSP
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular