BI: Tak Ada Tapering Fed Dalam Waktu Dekat

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
19 March 2021 11:30
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar keuangan saat ini boleh saja bernafas lega pasca keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) memutuskan untuk tidak mengerek suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Namun, pelaku pasar perlu mencermati sinyal The Fed yang kemungkinan besar akan meninggalkan kebijakan ultra longgar untuk menuju pengetatan atau yang dikenal dengan istilah tapering off.

Situasi ini pernah terjadi pada rentang 2013 - 2015, saat The Fed masih dipimpin Janet Yellen. Sinyal mengemuka pada 2013, namun suku bunga acuan baru benar-benar naik pada 2015 silam. Kalangan investor dibuat menunggu selama periode melelahkan tersebut yang dikenal sebagai taper tantrum.

Situasi ini akhirnya membuat dolar AS menunjukkan keperkasaannya dengan menyabet status sebagai raja mata uang dunia. Greenback begitu perkasa dan membuat mata uang lainnya teraniaya, tak terkecuali rupiah.

Situasi ini menjadi perhatian Bank Indonesia (BI), sebagai garda terdepan penjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Bank sentral masih meyakini, periode tapering off tidak akan terjadi setidaknya sampai 2022.

"Saya meyakini tapering off tidak akan terjadi sampai 2022," kata Hariyadi Ramelan, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Jumat (19/3/2021).

BI menilai, The Fed akan tetap menempuh kebijakan yang akomodatif untuk memacu pertumbuhan ekonomi Paman Sam. Menurutnya, tidak ada sinyal Jerome Powell Cs menempuh tapering off.

"Even akan dilakukan, katakanlah pada 2022 akhir atau 2023 sebelum high rate, saya meyakini itu akan sangat prudent, gradual, dan Fed pasti akan komunikasikan ke market earlier dan mencoba agar pasar tidak volatile seperti sekarang ini," jelasnya.

BI menegaskan akan terus mencermati kondisi pasar keuangan global dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Jika ada gejolak, BI akan turun memastikan agar rupiah tidak terlempar jauh dari nilai fundamentalnya.

"Dengan strategi komunikasi yang baik, saya meyakini bahwa pasar domestik kita tetap positif side dan perkembangan ekonomi kita akan getting better dan better," tegasnya.

 


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Akankah Taper Tantrum Terulang Lagi? Simak Prediksi BI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular