Goks! Ini Dia 2 Raja Cuan, Sepekan ABBA Naik 192% & VIVA 65%

chd, CNBC Indonesia
18 March 2021 07:55
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten media milik Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan induk emiten media Grup Bakrie masih bergeliat selama sepekan terakhir. Adapun dua saham tersebut yakni PT Mahaka Media Tbk (ABBA) dan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA).

Berdasarkan data dari RTI, selama seminggu terakhir kedua saham tersebut telah melesat hingga kisaran 56%-65% dan menjadi top gainers seminggu terakhir.

Saham ABBA sendiri ditutup menguat 15,85% ke level Rp 190/unit pada perdagangan Rabu (17/3/2021) kemarin, sehingga seminggu terakhir, saham ABBA telah melesat hingga 65,2%. Dalam sebulan terakhir, saham ABBA sudah melesat cukup tinggi, yakni mencapai 192,3%.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham ABBA kemarin mencapai 107,4 miliar dan dalam seminggu terakhir nilai transaksi ABBA sudah mencapai Rp 315,7 miliar.

Tercatat investor asing membeli saham ABBA di pasar reguler sebanyak Rp 7,04 juta pada perdagangan kemarin, sedangkan selama seminggu, asing telah memborong saham ABBA sebanyak Rp 1,13 miliar.

Adapun untuk saham VIVA ditutup melesat 11,4% ke Rp 78/unit pada perdagangan kemarin. Selama seminggu terakhir, saham VIVA telah meroket hingga 56%.

Tercatat nilai transaksi saham VIVA kemarin mencapai 104,5 miliar dan dalam seminggu terakhir nilai transaksi ABBA sudah mencapai Rp 246,7 miliar.

Investor asing juga membeli saham VIVA sebanyak Rp 3,23 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin. Namun selama seminggu terakhir, asing tercatat masih melepas saham VIVA sebanyak Rp 5,28 miliar.

Untuk saham ABBA, sentimen dari perusahaan modal ventura raksasa Alpha JWC Ventures yang menjadi investor baru saham ABBA masih menjadi sentimen positif.

Kabarnya JWC Ventures siap menggelontorkan dana hingga US$ 20 juta atau senilai Rp 282 miliar (kurs Rp 14.100/US$) untuk mendanai segmen konten radio digital milik MARI yakni Noice.

Dalam pantauan CNBC INDONESIA di laman Apps Store perangkat Apple, Noice sudah berada di urutan ke 15 dalam kategori musik dan mendapat rating sebanyak 3,4/5 dari 421 pengguna. Sedangkan di Google Playstore rating lebih tinggi yakni 3,9/5 dari 7223 pengguna.

Adapun produk dari Alpha JWC Ventures yang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah brand Kopi Kenangan dan aplikasi Kredivo.

Sedangkan untuk saham VIVA, sentimen pendorong seminggu terakhir adalah penyetujuan perseroan terkait penjualan saham media yang juga milik Menteri BUMN Erick Thohir, sekaligus anak usaha dari VIVA yakni PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) yang dijual sebanyak 39% kepada Reliance Capital International Limited (RCIL).

Proses penjualan saham tersebut telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) VIVA yang diselenggarakan pada Senin (15/3/2021) lalu. Adapaun jumlah saham yang dilepas tersebut setara dengan 15,29 miliar saham.

Reliance Capital International Limited (RCIL) adalah pihak yang disetujui kreditur untuk melaksanakan jual beli saham tersebut. Penjualan saham MDIA tersebut dilakukan dengan nilai USD 171,8 juta, setara dengan Rp 2,43 triliun atau Rp 158 per saham.

Manajemen VIVA memastikan bahwa dengan Cash Settlement dan diselesaikannya transaksi penjualan saham MDIA akan menyebabkan utang perseroan menjadi lunas dengan tetap memperhatikan ketentuan mengenai harga penjualan minimal saham obyek.

"Dengan diselesaikannya transaksi penjualan saham ini, VIVA akan menjadi perseroan bebas utang atau debt free company," kata Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk, Anindya Novyan Bakrie, dalam jumpa pers di Gedung The Convergence, Rasuna Said, Kuningan, Senin (15/3/2021).

Anin melanjutkan, dengan repfrofiling akan membuat struktur modal VIVA menjadi lebih kuat dengan arus kas yang besar.

Sebelumnya, dalam tambahan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 10 Maret 2021, manajemen VIVA menjelaskan, bahwa transaksi penjualan saham MDIA merupakan bagian dari skema penyelesaian atau pelunasan seluruh utang Grup VIVA berdasarkan Debt Settlement Agreement (DSA) yang ditandatangani pada tanggal 22 Desember 2020 yang lalu.

Lebih lanjut, penyelesaian utang secara komprehensif ini diharapkan akan memberikan manfaat yang signifikan kepada Grup VIVA, antara lain, mengurangi kewajiban utang Perseroan dan Entitas Anak dalam denominasi USD sehingga menghilangkan risiko fluktuasi penurunan nilai mata uang rupiah terhadap USD dan biaya hedging.

Kedua, perbaikan posisi keuangan Perseroan dengan meningkatnya ekuitas Perseroan karena jual-beli saham obyek dilaksanakan dengan harga Rp158 per saham, lebih tinggi dari nilai buku;

Ketiga, neraca keuangan yang lebih sehat dan arus kas yang kuat akan memberikan keleluasaan kepada Perseroan untuk mengembangkan bisnis di ranah media digital dengan memanfaatkan footprint dan inventory yang dimiliki ANTV dan tvOne.

Anin menambahkan, dengan level utang di CATV yang sangat sustainable, Grup VIVA akan lebih leluasa dalam mengembangkan bisnis media digital via entitas anak perusahaan dan portfolio bisnis digital lainnya.

"Proses transformasi digital seluruh bisnis inti VIVA sudah kami mulai dan inisiatif diversifikasi konten-konten VIVA dan memperluas jangkauan (reach) nya melalui berbagai platform digital untuk memanjakan konsumen milenial dan centennial akan diluncurkan dalam waktu dekat," lanjutnya.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham MARI-ABBA Meroket 400%, Kekayaan Erick Thohir Melesat?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular