Gainers-Losers

Emiten Erick Thohir Jawaranya! Saham BACA & GJTL Nyungsep

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
17 March 2021 16:16
Menteri BUMN Erick Thohir (Instagram)
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (Instagram)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat menghijau sejenak di awal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya kembali ditutup melemah hari ini. IHSG merosot 0,51% ke posisi 6.277,23 pada penutupan sesi II perdagangan, Rabu (17/3/2021).

Dengan demikian sudah 3 hari indeks acuan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) ini merah.

Menurut data BEI, ada 194 saham naik, 266 saham merosot dan 174 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,02 triliun dan volume perdagangan mencapai 17,26 miliar saham.

Investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 186,59 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 2,01 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (17/3).

Top Gainers

  1. Mahaka Media (ABBA), saham +15,85% Rp 190, transaksi Rp 106,8 M

  2. Dyandra Media International (DYAN), +13,58% Rp 92, transaksi Rp 22,5 M

  3. Bank MNC Internasional (BABP), +13,33% Rp 102, transaksi Rp 99,1 M

  4. Visi Media Asia (VIVA), +11,43% Rp 78, transaksi Rp 99,0 M

  5. Bank Neo Commerce (BBYB), +8,93% Rp 610, transaksi Rp 87,7 M

Top Losers

  1. Sunindo Adipersada (TOYS), saham -6,93% Rp 376, transaksi Rp 25,1 M

  2. Bank Capital Indonesia (BACA), -6,90% Rp 675, transaksi Rp 83,0 M

  3. Gajah Tunggal (GJTL), -4,71% Rp 910, transaksi Rp 41,3 M

  4. Bank Pembangunan Daerah Banten (BEKS), -4,04% Rp 95, transaksi Rp 19,8 M

  5. Ace Hardware Indonesia (ACES), -3,81% Rp 1.515, transaksi Rp 69,7 M

Menurut data BEI, emiten yang didirikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, ABBA, berhasil memuncaki top loser hari ini, setelah melesat 15,85% ke Rp 190/saham. Nilai transaksi saham ABBA tercatat sebesar Rp 106,8 miliar.

Dengan demikian, ABBA sudah menghijau selama 7 hari perdagangan beruntun, atau sejak Senin minggu lalu (8/3). Alhasil, harga saham ABBA sudah melejit 65,22% selama seminggu terakhir.

Sentimen masuknya beberapa modal ventura ke perusahaan anak usaha, PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) yang sahamnya masih disuspensi sejak 12 Maret lalu.

Berbanding terbalik dengan ABBA, emiten produsen ban GJTL tersungkur sebagai top losers dengan anjlok 4,71% ke Rp 910/saham dengan nilai transaksi Rp 41,3 miliar.

Sementara kemarin, saham emiten yang juga dimiliki investor kawakan Lo Kheng Hong (LKH) ini melejit 8,52% ke Rp 955/saham.

Amblesnya saham GJTL hari ini terjadi setelah ada kabar bahwa perusahaan batal membahas agenda penerbitan obligasi berupa Notes sebesar US$ 270 juta atau setara Rp 4,02 triliun

Menurut ringkasan risalah rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) GJTL di website BEI, Rabu (17/3), rapat tersebut hanya dihadiri dan terwakili sebanyak 2.454.526.812 saham dengan hak suara yang sah atau 70,443% dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

Dengan demikian kuorum kehadiran untuk mata acara rapat pertama mengenai persetujuan penerbitan surat utang belum terpenuhi.

"Sehingga Rapat hanya membahas dan memutuskan mengenai mata acara Rapat Kedua," jelas Direksi GJTL, Rabu (17/3).

Adapun RUPSLB tersebut terdiri dari dua mata acara rapat, yang salah satunya soal persetujuan penerbitan bond.

Sebelumnya, pada awal bulan lalu, GJTL mengumumkan akan menerbitkan surat utang atau notes sebesar US$ 270 juta atau setara Rp 4,02 triliun.

Opsi-opsi pembiayaan kembali yang akan dipilih perseroan adalah kombinasi dari beberapa skema pembiayaan, antara lain melalui pinjaman bank, pinjaman gabungan beberapa bank dan lembaga keuangan dan penerbitan surat utang baru.

Rencana transaksi ini untuk memperoleh pendanaan, dari pihak yang tidak terafiliasi dengan perusahaan, yaitu para investor global.

Obligasi ini akan jatuh tempo pada 2026 dengan tingkat bunga sebesar 9% yang disesuaikan dengan kondisi pasar.

Kepastian mengenai tingkat suku bunga akan ditentukan pada saat bookbuilding dengan pertimbangan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar yang merupakan beban bunga yang masih dapat mendukung kegiatan operasional Perseroan.

Asal tahu saja, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Lo Kheng Hong menggenggam 176,48 juta saham atau setara dengan 5,06% kepemilikan. Data ini muncul pada laporan KSEI pada Rabu (16/3/2020).

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular