
Beneran PHP! 3 Hari Beruntun IHSG Merah, tapi Asing Masuk

Jakarta, CNBC Indonesia- Sempat dibuka di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlempar di teritori negatif pada perdagangan Rabu (17/3/2021), di tengah terus meningkatnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS). IHSG terkoreksi 0,51% ke 6.277,22 pada perdagangan.
Laju IHSG mengulangi pergerakan di awal pekan, ibarat 'pemberi harapan palsu' alias PHP. Bursa kebanggaan Tanah Air ini menguat di awal perdagangan, tetapi pada akhirnya berbalik melemah di akhir perdagangan selama 3 hari terakhir ini.
Data perdagangan mencatat, sebanyak 194 saham menguat, 266 tertekan dan 174 lainnya flat. Nilai transaksi bursa masih terbatas yakni sebesar Rp 10,2 triliun. Investor asing kali ini melakukan aksi beli, dengan nilai pembelian bersih (net buy) Rp 196 miliar di pasar reguler.
Saham yang diborong terutama adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang dikoleksi Rp 69 miliar dan PT Timah Tbk (TINS) sebesar Rp 60 miliar.
Sedangkan penjualan dilakukan di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masing-masing Rp 58 miliar dan Rp 99 miliar.
Hari ini, pelaku pasar berada di masa jeda untuk menunggu keputusan bank sentral nasional (Bank Indonesia) dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan menggelar rapat penentuan suku bunga acuan besok.
Pelaku pasar masih dibayangi kekhawatiran imbal hasil obligasi pemerintah (US Treasury) bakal meninggi.Yieldobligasi tenor 10 tahun tersebut hari ini bertengger di level 1,62%, sedikit menguat dibandingkan dengan posisi Senin pada 1,61%.
Jika imbal hasil meningkat, maka ekspektasi kupon obligasi di pasar primer pun meningkat yang bakal memicu kenaikan beban pembiayaan bagi emiten obligasi dan berpeluang menekan kinerja keuangannya.
Bagi pasar emerging market, kenaikan imbal hasil di AS berpeluang menarik dana asing di pasar modal setempat untuk dibelikan US Treasury yang membagikan keuntungan lebih tinggi, menggantikan dana yang sebelumnya ada di sana tapi dipindah ke pasar saham AS.
Oleh karenanya, mereka menanti kepastian kebijakan moneter dan proyeksi inflasi Federal Reserve (The Fed) yang diikuti pidato singkat dari bos bank sentral AS Jerome Powell.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500