
Bursa Eropa Dibuka Variatif Tunggu Arah Kebijakan The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa bergerak variatif pada sesi awal perdagangan Rabu (17/3/2021), di tengah penantian investor Benua Biru terhadap hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS).
Indeks Stoxx 600 tertekan 0,18% di pembukaan, dengan indeks saham sektoral saling bergerak berbeda arah. Namun 30 menit kemudian, indeks acuan bursa Eropa tersebut melemah 1 poin (-0,22%) menjadi 425.86.
Sementara itu, indeks FTSE Inggris melemah 23,1 poin (-0,34%) ke 6.780,54 diikuti CAC Prancis yang turun 4,3 poin (-0,07%) ke 6.051,1. Namun, indeks DAX Jerman bertambah 6,2 poin (+0,04%) ke 14.563,79.
Kontrak berjangka (futures) bursa saham AS cenderung flat menunggu pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell dan indikasi apakah The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebelum atau sesudah 2023.
The Fed diperkirakan akan memacu pertumbuhan ekonomi lebih lanjut yang akan membuat kebijakan moneter longgarnya jadi sorotan apakah akan dilanjut atau dikurangi, terutama setelah pemerintah AS mengucurkan stimulus senilai US$ 1,9 triliun.
Investor juga akan memantau komentar Powell, di mana komentarnya akan menjadi catatan penentuan kebijakan bank sentral lain di seluruh dunia. Bank sentral Inggris, Jepang dan Indonesia akan menggelar rapat serupa besok yang juga akan mengumumkan suku bunga acuan.
Harga minyak juga menjadi fokus pasar setelah melemah karena kekhawatiran permintaan bakal tertekan. Koreksi harga terjadi setelah beberapa negara menghentikan penggunaan vaksin besutan AstraZeneca, yang dikhawatirkan memperlambat laju vaksinasi dan pemulihan ekonomi.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan Badan Obat Eropa telah melakukan kajian atas vaksin tersebut, yang hasilnya bakal segera diumumkan. Sejauh ini, mereka menilai vaksin tersebut aman dan risikonya lebih kecil dibandingkan dengan manfaatnya.
Dari Benua Eropa, pelaku pasar akan memantau hasil pemilihan umum Belanda, di mana calon petahana Mark Rutte yang kini menjabat sebagai Perdana Menteri diprediksi mempertahankan posisinya meski kemudian harus membangun koalisi.
Sementara itu, kabar korporasi yang dipantau berasal dari Munich Re dan BMW yang akan merilis kinerja keuangan 2020. Data ekonomi yang patut diperhatikan adalah data registrasi mobil baru per Februari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suku Bunga Fed Bisa Naik pada 2022, Bursa Eropa Dibuka Merah