Yield Treasury Naik Tajam Sore Ini, Harga SBN Ditutup Beragam

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
12 March 2021 18:17
US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBCIndonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Jumat (12/3/2021) kembali ditutup bervariasi, menyusul kembali naiknya imbal hasil () obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) sejak perdagangan Kamis kemarin waktu setempat.

Untuk SBN berkode FR0039 tenor 3 tahun, FR0087 berjatuh tempo 10 tahun, dan FR0089 bertenor 30 tahun mengalami pelemahan harga dan kenaikan yield. Sedangkan untuk SBN berseri FR0067 bertenor 25 tahun cenderung stagnan. Adapun sisanya mengalami penguatan harga dan penurunan yield.

Sementara untuk yield SBN seri FR0087 yang merupakan yield acuan obligasi negara naik 0,7 basis poin (bps) ke level 6,73%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Pada Kamis (11/3/2021) waktu AS, berdasarkan data dari situs World Government Bond, yield obligasi pemerintah AS (US Treasury Bond) acuan tenor 10 tahun berbalik naik 1,4 bps ke level 1,535% dan hari ini pun yield Treasury AS berpotensi akan kembali naik, bahkan kenaikannya cukup signifikan.

Data World Government Bond pun menjelaskan, yield Treasury AS naik cukup signifikan sebesar 6,2 bps ke level 1,597% per sore hari ini waktu Indonesia. Sehingga, selisih (spread) yield Treasury AS dengan SBN yang tenornya sama-sama 10 tahun pada sore ini kembali menyempit sebesar 515,9 bps.

Kenaikan yield Treasury terjadi akibat ekspektasi perekonomian AS akan segera pulih, dan inflasi akan meningkat. Saat inflasi meningkat, maka berinvestasi di Treasury menjadi tidak menguntungkan, sebab yield-nya lebih rendah. Alhasil pelaku pasar melepas kepemilikan Treasury, dan yield-nya menjadi naik.

Apalagi, pemerintah AS sudah mencairkan stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun. Pemulihan ekonomi AS bisa semakin terakselerasi, dan inflasi berpotensi melesat. Alhasil, yield Treasury masih terus menajak.

Hal yang sama juga terjadi di Indonesia, di mana jika sinyal pemulihan ekonomi Indonesia semakin nyata, maka pasar obligasi akan cenderung ditinggal oleh investor dan investor tersebut cenderung beralih ke aset yang berisiko seperti saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular