
Respons Atas Yield SBN AS Beragam, Harga SBN Ditutup Variatif

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Rabu (10/3/2021) ditutup bervariasi, di tengah penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang terjadi pada Selasa (9/3/2021) waktu setempat.
Harga SBN berjangka pendek melemah cukup signifikan, sedangkan SBN berjangka panjang melemah cenderung tipis. Adapun SBN berjangka menengah mengalami penguatan harga.
Dari imbal hasilnya (yield), SBN berjangka pendek naik cukup signifikan dan SBN bertenor panjang naik cenderung tipis. Sedangkan SBN jangka menengah mengalami penurunan yield. Sementara itu, yield SBN dengan seri FR0087 tenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara berbalik turun 9,4 basis poin (bps) ke level 6,723%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Pada Selasa (9/3/2021) waktu AS, berdasarkan data dari situs World Government Bond, yield obligasi pemerintah AS (US Treasury Bond) acuan tenor 10 tahun turun 7,5 bps ke level 1,528%. Walaupun turun, namun yield surat utang AS tersebut masih di level 1,5%.
Namun, yield Treasury AS berpotensi kembali naik, terindikasi dari yield surat utang 10 tahun yang naik 2,5 bps ke 1,553% pada sore waktu Indonesia. Adapun selisih (spread) yield Treasury AS dengan SBN yang tenornya sama-sama 10 tahun pada sore ini sebesar 528,7 bps atau kembali menyempit.
Turunnya yield Treasury AS pada perdagangan kemarin dimanfaatkan oleh pelaku pasar Negeri Paman Sam dengan memborong kembali saham-saham teknologi, sehingga bursa saham Negeri Paman Sam kembali cerah pada perdagangan kemarin.
Diketahui, ekonomi AS diproyeksikan pulih lebih cepat seiring dengan kebijakan fiskal yang ekspansif dan mendorong kenaikan inflasi. Hal ini dispekulasikan pada kemungkinan Federal Reserve (the Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan.
Lebih buruk lagi, para investor mulai membicarakan isu taper tantrum kembali terulang. Ada yang mengira isu tersebut masih terlalu prematur, tapi tak sedikit yang mulai mengambil ancang-ancang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi