
4 Hari Merosot, Dolar Singapura Balik Gebuk Rupiah Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat tajam melawan rupiah pada perdagangan Selasa (9/3/2021), setelah merosot dalam 4 hari beruntun. Rupiah sedang mendapat tekanan akibat capital outflow dari dalam negeri.
Melansir data Refinitiv, dolar Singapura melesat 0,85% melawan rupiah ke Rp 10.716,14/SG$ di pasar spot. Sementara dalam 4 hari terakhir, total dolar Singapura melemah 1,13%. Artinya penguatan hari ini nyaris memangkas habis pelemahan 4 hari.
Capital outflow terjadi di pasar saham hari ini. Data pasar menunjukkan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 372 miliar hingga siang ini. Sementara awal pekan kemarin net sell tercatat Rp 414 miliar.
Selain itu, capital outflow kemungkinan besar juga terjadi di pasar obligasi, sebab yield Surat Berharga Negara (SBN) melesat naik. Yield SBN tenor 10 tahun hari ini naik 9,4 basis poin ke 6,851%, kemarin juga naik 13,2 basis poin.
Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi, saat yield naik artinya harga sedang turun, begitu juga sebaliknya. Ketika harga sedang turun, artinya sedang terjadi aksi jual, yang bisa menjadi indikasi capital outflow.
Bank Indonesia (BI) melaporkan, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2021 berada di 182. Turun 4,3% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM).
Sementara jika dibandingkan dengan Januari 2020, penjualan ritel merosot 16,4% (year-on-year/YoY). Membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang -19,2% YoY, tetapi masih lumayan dalam.
Situasi diperkirakan masih suram pada Februari 2021, di mana penjualan ritel diperkirakan tumbuh -0,7% MtM dan -16,5% YoY. "Penjualan eceran sejumlah komoditas seperti Sandang, Barang Budaya dan Rekreasi, Suku Cadang dan Aksesori, serta Peralatan Informasi dan Komunikasi terindikasi membaik, meski masih kontraksi," lanjut keterangan BI.
Dengan penjualan ritel yang masih mengalami kontraksi, artinya konsumsi rumah tangga masih belum pulih, sehingga laju pemulihan ekonomi Indonesia masih akan berjalan lambat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!
