
Senat Sahkan Stimulus AS, Harga SBN Kompak Melemah

Jakarta, CNBCIndonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Senin (8/3/2021) kompak ditutup melemah, didorong sentimen dari bursa Amerika Serikat (AS) yakni pengesahan Undang-Undang stimulus fiskal US$ 1,9 triliun.
Seluruh tenor SBN acuan cenderung dilepas oleh investor, di tandai dengan kenaikan imbal hasilnya (yield) pada hari ini. Adapun yield SBN dengan seri FR0087 tenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara naik cukup signifikan, yakni sebesar 13,2 basis poin (bps) ke level 6,757%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Sentimen dari disahkannya undang-undang stimulus AS oleh Senat AS membuat yield SBN kembali naik hari ini dan yield obligasi pemerintah AS (US Treasury Bond) juga berpotensi kembali naik akibat pengesahan undang-undang stimulus tersebut.
Sebelumnya, Senat AS pada Sabtu (6/3/2021) mengesahkan Undang-Undang stimulus fiskal senilai $ 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden, sehari setelah data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan bahwa ekonomi AS mulai menciptakan lebih banyak pekerjaan daripada yang diharapkan pada bulan Februari lalu.
Selain dari AS, tanda-tanda pemulihan ekonomi lainnya datang dari China, di mana data ekspor-impor China tumbuh signifikan pada periode Januari hingga Februari, yang menandakan pemulihan ekonomi terindikasi di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Berdasarkan data dari Trading Economics, ekspor Negeri Tirai Bambu pada Januari-Februari 2021 tercatat naik cukup signifikan, yakni sebesar 60,6% (year-on-year/YoY). Adapun untuk impor China juga naik signifikan dari sebelumnya pada Desember 2020 sebesar 6,5% menjadi 22,2% (YoY) untuk periode Januari hingga Februari 2021.
"Data ekonomi yang kuat dan harapan implementasi stimulus (AS) tidak hanya mengarah pada ekspektasi bahwa laju pemulihan ekonomi akan semakin cepat, tetapi juga memberikan tekanan lebih lanjut pada kenaikan suku bunga," kata analis Daishin Securities, Lee Kyoung-min, dikutip dari Reuters.
Jika tanda-tanda pemulihan ekonomi semakin nyata, maka prospek SBN dapat terancam. Yield Treasury AS meninggi karena investor AS pindah ke saham, sementara yield SBN juga ikut meninggi karena investor global melepas SBN untuk pulang kampung membeli obligasi pemerintah AS atau berburu saham di Wall Street.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi