
Krisis 2008 vs Pandemi, Bagaimana Pergerakan Saham BNI?

Selanjutnya, krisis yang terjadi akibat pandemi juga membuat pergerakan IHSG anjlok cukup dalam. Kala itu, pada Maret 2020 IHSG sempat berada di titik terendahnya yaitu 3.937. Kini, pelan tapi pasti IHSG beranjak naik dan sudah kembali menembus level lebih dari 6.000 bahkan pada perdagangan Selasa (2/3) berada di level 6.338.
Hal yang sama terjadi pada saham BNI. Pada awal 2020, saham BNI masih kuat di level Rp 7.850, namuh harus terkoreksi dalam hingga menyentuh Rp 3.160 pada 24 Maret 2020. Namun hanya hitungan bulan, saham BBNI sudah rebound lagi ke level Rp 6.000 atau peningkatan hampir 2 kali lipat.
Covid-19 nyatanya mampu memporak porandakan perekonomian. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 minus 2,07 (yoy). Bahkan, Perekonomian Indonesia diproyeksi masih terkontraksi pada kuartal I-2021 sebesar 0,25 hingga 1%. Ini tak lepas dari kondisi pandemi covid-19 yang belum juga berhasil ditangani.
"Kalau bicara Q1 (pertumbuhan ekonomi), kontraksi tidak terelakkan. Saya meyakini Q1 masih akan negatif, karena kita masih mengalami pandemi dan kita melakukan PPKM, maka aktivitas sosial ekonomi itu akan terbatas," demikian disampaikan oleh oleh Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah.
Hal ini berpengaruh juga ke penyaluran kredit perbankan masih saja lesu. Pertumbuhan kredit terus mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) selama lima bulan beruntun.
Bank Indonesia (BI) melaporkan penyaluran kredit pada Januari 2021 adalah Rp 5.399,1 triliun. Turun 2,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, bisnis BNI memang terdampak pandemi, namun bukan berarti BNI tak punya prospek.
"Sebagai bank buku IV di Indonesia, modal BNI masih kuat. Ketika ekonomi membaik, BNI pasti akan ikut membaik kinerjanya," ujarnya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (3/3/2021).
Soal harga saham, BNI memang sempat mengalami penurunan. Namun menurutnya, seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, perbankan akan menjadi penopang utama termasuk BNI.
"Menurut saya, dalam jangka pendek, dengan kinerja lebih baik, Saham BBNI bisa berada di level Rp 6.500 per saham," pungkasnya.
(dob/dob)[Gambas:Video CNBC]