Nasib Sial Buat yang Pegang ANTM Cs, Kena ARB Bertubi-tubi

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
05 March 2021 09:55
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pertambangan nikel kembali berjatuhan pada awal perdagangan sesi I Jumat (5/3/2021) pagi hari ini, seiring masih melemahnya harga acuan nikel pada Kamis (4/3/2021) waktu setempat.

Padahal, beberapa kabar baik masih hadir di pasar ketika harga acuan nikel melemah. Kabar baik yang masih hadir di pasar hingga hari ini yakni Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berencana membentuk kolaborasi perusahaan raksasa baterai mobil listrik (Electric Vehicle/EV Battery).

Adapun pelemahan saham pertambangan nikel pada awal perdagangan sesi I Jumat pukul 09:09 WIB adalah sebagai berikut.

Dari tujuh saham nikel, dua diantaranya pagi ini sudah melemah diatas 6% dan menyentuh level auto rejection bawahnya (ARB)

Di posisi pertama diduduki oleh saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang ambrol hingga 6,79% ke level Rp 5.150/unit dan langsung menyentuh level ARB-nya pada awal perdagangan sesi I hari ini. Bahkan saham INCO pun sudah menyentuh ARB-nya sejak perdagangan pre-opening sesi I hari ini.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham INCO pada pagi hari ini telah mencapai Rp 85 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 16 juta lembar saham. Investor asing masih melepas saham INCO di pasar reguler sebanyak Rp 1,36 miliar.

Mundurnya proyek tungku elektrik (electric furnace) milik Vale juga menjadi penyebab saham INCO ambles pada pagi hari ini.

Berikutnya di posisi kedua terdapat saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang juga ambrol hingga 6,64% ke posisi Rp 5.275/unit dan juga terkena level ARB-nya pada awal perdagangan sesi I hari ini.

Tercatat nilai transaksi saham HRUM pada awal perdagangan sesi I mencapai Rp 11 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2 juta lembar saham. Tak seperti saham INCO, investor asing malah memborong saham HRUM di pasar reguler sebanyak Rp 5,05 miliar.

Adapun saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) ambles hingga 5,56% ke posisi Rp 2.380/unit pada pagi hari ini.

Nilai transaksi saham ANTM sudah mencapai Rp 311 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 131 juta lembar saham. Seperti saham HRUM, investor asing juga memborong saham ANTM di pasar reguler sebanyak Rp 45,74 miliar.

Anjloknya saham nikel Kamis kemarin terjadi setelah harga acuan nikel anjlok. Harga futures LME Nickle kontrak 3 bulan ambles sebesar 4,13% ke posisi US$ 17.864/ton pada penutupan pasar rabu (3/3/2021), dari sebelumnya di level harga US$ 18.635/ton.

Padahal, anjloknya harga acuan nikel dan sahamnya terjadi di tengah masih hadirnya sentimen positif di dalam negeri untuk sektor nikel, di mana Menteri BUMN, Erick Thohir berencana membentuk kolaborasi perusahaan raksasa baterai mobil listrik (Electric Vehicle/EV Battery).

Sebelumnya, Erick Thohir membawa kabar baik bagi investor, terutama pemilik saham emiten BUMN di bisnis nikel. Erick mengungkapkan kolaborasi perusahaan pelat merah dalam membentuk perusahaan raksasa baterai (EV battery) mobil listrik di Indonesia.

Tiga BUMN akan menggandeng perusahaan dari luar negeri untuk membangun pabrik tersebut. Tiga BUMN tersebut adalah PT PLN (Persero), Inalum dan PT Pertamina (Persero).

Ketiga BUMN ini akan menggandeng LG Energy Solution dan Contemporary Amperex Technology (CATL).

Proyek ini juga akan melibatkan anak usaha MIND ID atau Inalum yakni ANTM dan TINS.

"Ada yang namanya EV battery. Bagaimana policy pemerintah supaya bisa jadi produsen selain jadi market, bisa dijaga salah satunya nikel. Tak mau dikirim ke luar negeri raw material. Kami diberi kepercayaan, dimana PLN, Inalum, Pertamina akan membuat perusahaan baterai nasional partner dengan CATL dan LG," kata Erick dalam forum Economic Outlook 2021 yang digelar CNBC Indonesia, Kamis kemarin (25/2/2021).

Kementerian BUMN memang tengah membentuk Indonesia Battery Holding (IBH) untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir.

Perusahaan holding yang terdiri dari empat BUMN antara lain MIND ID atau Inalum, Aneka Tambang, Pertamina, dan PLN ini ditargetkan bakal terbentuk pada Semester 1 2021 ini.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joss! Nikel di Pasar London dan China Kompak Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular