Bank Mini Memang Oke, tapi Asing Jorjoran Borong 10 Saham Ini

tahir saleh, CNBC Indonesia
04 March 2021 06:50
Diskusi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan reli penguatan selama 3 hari beruntun setelah ditutup menguat pada perdagangan Rabu (3/3/2021). Saham-saham emiten bank big cap menjadi buruan investor asing.

Data BEI mencatat, IHSG yang menjadi indeks acuan di Bursa Efek Indonesia ini ditutup naik tipis 0,28% ke posisi 6.376.757 pada penutupan sesi II. IHSG sempat mencapai level tertinggi harian 6.394.

Data BEI mencatat ada 212 saham naik, 268 saham merosot dan 160 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 12,79 triliun dan volume perdagangan mencapai 27,29 miliar saham dengan frekuensi perdagangan 1,50 juta kali.

Investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih (net buy) asing mencapai Rp 356,30 miliar di pasar reguler. Selain itu, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 165,06 miliar. Dalam sebulan terakhir asing belanja saham-saham di BEI mencapai Rp 1,09 triliun.

Berikut deretan saham-saham dengan catatan beli bersih terbesar Rabu kemarin.

10 Top Net Foreign Buy (Reguler) Rabu (3/3)

1. Bank BRI (BBRI), net buy Rp 108 M, saham +1,04% Rp 4.850

2. Bank Central Asia (BBCA), Rp 101 M, saham -0,21% Rp 35.000

3. Bank Mandiri (BMRI), Rp 69 M, saham flat Rp 6.600

4. Telkom (TLKM), Rp 67 M, saham -0,58% Rp 3.440

5. Kalbe Farma (KLBF), Rp 30 M, saham flat Rp 1.550

6. Vale Indonesia (INCO), Rp 29 M, saham +0,85% Rp 5.925

7. Astra (ASII), Rp 26 M, saham +1,79% Rp 5.675

8. Indah Kiat Pulp (INKP), saham -2,08% Rp 12.975

9. Bank BTN (BBTN), Rp 20 M, saham -1,40% Rp 2.120

10. Semen Indonesia (SMGR), Rp 18 M, saham -3,21% Rp 11.325

Adapun jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang dilego Rp 65 miliar dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang dijual Rp 21 miliar.

Dari pasar dalam negeri, sentimen positif hadir dari Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang kembali memberikan relaksasi berupa pembebasan Pajak Penghasilan (PPh) atas dividen yang diterima oleh wajib pajak.

Keputusan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 18/PMK.03/2021 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja di Bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

NEXT: 4 Bank Masuk Top Buy Asing

Mengacu data BEI, ada empat bank yang masuk jajaran top foreign buy pada perdagangan kemarin, kendati saham-saham top gainers justru dihuni bank-bank mini (bank BUKU II, dengan modal inti Rp 1-5 triliun).

Bank BRI (BBRI) masih menjadi saham dengan aksi beli bersih terbesar kemarin Rp 108 miliar. Sebulan terakhir saham BBRI naik 11,24% dengan catatan beli bersih asing Rp 2,69 triliun di pasar reguler.

Sentimen terbesar bagi saham BBRI ialah penantian proses penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue dalam rangka proses Holding Ultra Mikro di mana ada sinergi antara Bank BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

Berikutnya ada saham Bank Central Asia dengan beli bersih Rp 101 miliar dan Bank Mandiri Rp 69 miliar, serta Bank BTN Rp 20 miliar. Sebulan terakhir saham BBCA naik 2,94% dengan beli bersih asing Rp 656 miliar.

Satu sentimen bagi BCA ialah kejelasan soal bank digital. Presiden Direktur BBCA, Jahja Setiaatmadja menyatakan, anak usaha BCA, yakni Bank Digital BCA akan diarahkan menjadi bank yang sepenuhnya digital atau neo bank. Bank ini rencananya akan diluncurkan pada semester pertama tahun ini.

Secara sederhana, dapat diartikan neo bank adalah bank yang menjalankan seluruh bisnisnya secara digital, tidak mempunyai kantor cabang (branchless). Menurut Jahja, nantinya Bank Digital BCA juga akan tergabung dengan ekosistem perseroan seperti misalnya ATM BCA.

"Iya [jadi neo bank], karena secara bank digital gak punya cabang, gak langsung handling cash, itu dompleng kepada ATM BCA," beber Jahja, dalam acara konferensi pers secara daring, Senin (8/2/2021).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular