Biar Gak Keliru, Bos INA: Dana SWF Bukan Utang Tapi Equity

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
03 March 2021 20:11
Pengenalan Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Lembaga Pengelola Investasi/ youtube setpres
Foto: Pengenalan Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Lembaga Pengelola Investasi/ youtube setpres

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Investasi Indonesia Investment Authority (INA) Stefanus Ade Hadiwidjaja menegaskan bahwa dana yang masuk pada lembaga dana abadi Sovereign Wealth Fund (SWF) milik Indonesia yang bernama Indonesia Investment Authority (INA) bukan berbentuk utang, tetapi dalam bentuk ekuitas.

Hal ini diungkapkan pada webinar 'Potensi Sovereign Wealth Fund (SWF) Dalam Pembiayaan Infrastruktur Transportasi di Indonesia', Rabu (3/3/2021). Menjawab pertanyaan sumber pendanaan SWF yang berasal dari luar negeri, apakah akan menambah utang RI ? dimana SWF negara lain hanya mengelola dana dari dalam negeri.

"Untuk menjawab pertanyaan itu, benar SWF dari Norwegia maupun Singapura itu dananya dari internal karena mereka punya surplus. Sedangkan dari kita balik dijelaskan oleh Ibu Menkeu, dan Pak Menhub bahwa salah satu tujuan SWF ini adalah menjadi partner foreign investor," katanya, Rabu (3/3/2021).

"Jadi jawaban singkatnya masuknya uang dari investor asing itu dalam bentuk equity bukan sebagai hutang. Disini sering disebut Foreign Direct Investment (FDI), Misalnya perusahaan luar yang melakukan investasi dengan membangun pabrik di Indonesia," tambahnya.

Beda dengan portofolio investment (pembelian saham) pada perusahaan di pasar modal, dimana ada capital yang diperdagangkan dan uang-nya bisa keluar kapan saja. menurut Stefanus yang diinginkan dari INA adalah investasi FDI yang sifatnya jangka panjang.

"Dan investasi itu bukan dalam bentuk hutang, bukan INA dipinjamin uang terus nanti dua tahun bayar balik, ini dalam bentuk ekuitas. Istilahnya menjadi bisnis partner dengan INA di aset tersebut. Contohnya pengembangan pabrik melakukan investasi bersama INA, membangun toll road, sehingga akselerasi perekonomian Indonesia bisa terwujud," jelasnya Stefanus.

Untuk jangka pendek, ada tiga subsektor yang disiapkan untuk jadi tempat parkir dana SWF - INA. Mulai dari jalan tol, bandara hingga Pelabuhan.

"Tapi saya rasa ini juga masih terlalu awal bicara aset mana dan berapa nilai-nya dan sharing detail. Kita baru terbentuk dua minggu. Yang jelas kita kerja cepat berkoordinasi dengan pihak BUMN untuk dibuat sesuatu yang clear dan nyata sesuai objektif kita," jelasnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi: SWF Indonesia Investment Authority Dirilis Awal 2021!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular