
Pake Mesin Turbo, Ekonomi Tetangga RI Makin Ngebut di 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - EkonomiĀ Australia tumbuh dengan kecepatan tinggi dari perkiraan pada kuartal terakhir tahun lalu. Tahun 2021 Australia mendapat pijakan kuat berkat stimulus moneter dan fiskal besar-besaran.
Data Biro Statistik Australia (ABS) pada Rabu (3/3/2021) menunjukkan ekonomi Australia di kuartal keempat (Q4) 2020 tumbuh lebih cepat 3,1% dari Oktober hingga Desember. Ini lebih tinggi dari perkiraan 2,5% dan sejalan dengan revisi pertumbuhan Q3 2020, 3,4%.
Meski tumbuh baik secara kuartalan, output produksi tahunan masih menyusut 1,1% akibat pandemi virus corona (Covid-19). Di sisi lain, dukungan kebijakan masih diperlukan untuk ekonomi A$ 2 triliun atau Rp 22,3 kuadriliun (asumsi Rp 11.176/A$).
"Sifat 'berbentuk V' dari pemulihan ada di mana-mana untuk dilihat. (Seperti) pertumbuhan ekonomi, pasar kerja, belanja ritel dan pasar perumahan," kata kepala ekonom di CommSec yang berbasis di Sydney, Craig James, dikutip dari Reuters.
James memperkirakan ekonomi akan rebound 4,2% pada 2021. Senada, Marcel Thieliant, ekonom di Capital Economics, juga mengharapkan pertumbuhan PDB sebesar 4,5% pada tahun 2021.
"Ini menyiratkan bahwa memungkinkan penurunan migrasi bersih karena penutupan perbatasan, ekonomi tidak akan mengalami penurunan permanen dalam output sebagai akibat dari pandemi," katanya.
Sementara untuk membantu menumpulkan guncangan ekonomi dari penutupan yang dipicu pandemi, Reserve Bank of Australia (RBA) memangkas suku bunga tiga kali tahun lalu ke rekor terendah 0,1% dan meluncurkan program pelonggaran kuantitatif yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pemerintah mengumumkan skema subsidi upah untuk mempertahankan pekerjaan sementara bank menunda pembayaran pinjaman rumah dan memotong suku bunga pinjaman untuk membantu meningkatkan pertumbuhan kredit.
Pada hari Selasa, RBA berkomitmen kembali untuk mempertahankan imbal hasil tiga tahun di 0,1% sampai tujuan ketenagakerjaan dan inflasi terpenuhi, paling cepat diharapkan oleh pembuat kebijakan hingga 2024.
RBA telah berulang kali mengatakan tingkat pengangguran harus turun menjadi sekitar 4% dari di atas 6% sekarang untuk membantu mendorong pertumbuhan upah di atas 3% dan agar inflasi kembali ke kisaran target 2-3%.
"Stimulus dan tindakan dukungan masih sangat dibutuhkan," kata James. "Kapasitas cadangan akan tetap ada di pasar kerja selama beberapa tahun lagi, menjaga suku bunga tetap pada 0,1%."
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resesi Australia Berakhir, Tapi Pemulihan Ekonomi Masih Jauh