
Resesi Australia Berakhir, Tapi Pemulihan Ekonomi Masih Jauh

Jakarta, CNBC Indonesia - Australia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,3% pada kuartal III-2020. Ini menunjukkan perekonomian Negeri Kanguru pulih dari resesi pertamanya dalam hampir tiga dekade.
Dilansir dari AP, Bendahara Federal Josh Frydenberg mengatakan kepada wartawan pada Rabu (2/12/2020) bahwa Australia masih memiliki banyak alasan untuk memperbaiki penurunan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Resesi Australia mungkin sudah berakhir, tetapi pemulihan ekonomi Australia belum," katanya.
Meskipun kenaikan kuartalan terbaru, ekonomi terkontraksi dari sisi laju tahunan alias year on year 3,8%. Hal itu terjadi setelah Produk Domestik Bruto (PDB) turun 0,3% di kuartal pertama dan kemudian lebih dalam sebesar 7% di kuartal kedua.
"Tetapi ekonomi Australia telah menunjukkan ketahanannya yang luar biasa dan Australia berada dalam posisi yang sama baiknya dengan negara lain di dunia. Neraca nasional saat ini merupakan langkah maju yang besar dalam pemulihan ekonomi Australia," ujar Frydenberg.
Kenaikan ini, seperti dituliskan pada Sydney Morning Herald, dikabarkan terjadi karena membaiknya daya belanja masyarakat karena pelonggaran lockdown. Manajer Biro Statistik Australia (ABS) Michael Smedes menyatakan kenaikan ini terjadi di sektor perbelanjaan barang serta jasa seperti hotel dan kasino.
Sebelum tahun ini, Australia berhasil menghindari resesi selama 28 tahun. Perekonomian tumbuh bahkan selama krisis keuangan global berkat permintaan yang kuat untuk ekspor mineral Australia dan daya beli domestik yang kuat.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pake Mesin Turbo, Ekonomi Tetangga RI Makin Ngebut di 2021