Duh.. Asing Rebutan Obral 10 Saham Ini! Ada Emiten Big Cap

tahir saleh, CNBC Indonesia
03 March 2021 06:15
Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Diskusi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Saham Gudang Garam menjadi saham dengan catatan jual bersih terbesar kemarin. Net sell ini melanjutkan jual bersih asing yang sudah dibukukan Senin pekan ini sebesar Rp 21 miliar.

Dengan demikian, dalam sebulan terakhir saham GGRM minus 2,16% dan year to date asing keluar Rp 309 miliar di pasar reguler.

GGRM baru saja menyampaikan sentimen positif bagi perusahaan. Emiten rokok ini siap menyuntik modal perusahaan yang terafiliasi dengan perseroan yakni PT Surya Dhoho Investama (SDHI) senilai Rp 1 triliun. Entitas tersebut merupakan perusahaan yang mengelola Bandara Dhoho Kediri yang sahamnya dimiliki 99,99% oleh Gudang Garam.

Corporate Secretary Gudang Garam, Heru Budiman, dalam keterbukaan informasi di BEI menyampaikan, transaksi afiliasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan modal SDHI untuk mendukung kelanjutan proses pembangunan Bandar Udara Terpadu di Kediri, Jawa Timur yang dibangun perseroan melalui SDHI.

Seperti diketahui, groundbreaking bandara ini sudah dimulai sejak Rabu, 15 April 2020 lalu. CNBC Indonesia mencatat, sampai dengan awal Februari lalu, progress pembangunannya sudah mencapai 35%.

Di sisi lain, saham dengan kapitalisasi pasar Rp 100 triliun alias big cap juga mendapat tekanan jual bersih asing. Indofood ICBP (ICBP) misalnya yang punya kapitalisasi pasar Rp 101,46 triliun juga dilepas asing Rp 26 miliar.

ASII atau Astra yang memiliki kapitalisasi pasar Rp 225,7 triliun juga sahamnya dilego asing Rp 17 miliar kemarin, dan selanjutnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga dilepas asing Rp 9 miliar. Kapitalisasi pasar saham BBNI mencapai Rp 114,69 triliun.

William Siregar, Equity Analyst PT BNI Sekuritas, menilai bahwa salah satu rekomendasi di pasar saham ialah saham-saham yang masuk big cap alias big capitalization.

Ada beberapa alasan mengapa William menyarankan saham big cap. Pertama perusahaan big cap sudah memiliki operasi usaha yang solid tanpa dipengaruhi oleh kompetisi pasar.

"Yang pertama karena secure atau aman karena big cap lebih tidak mudah dikontrol kompetisi," pungkas, dalam dialog InvesTime CNBC Indonesia, Senin malam (1/3/2021).

Kedua, saham big cap dikenal sering memberikan dividen (pembagian dari laba bersih kepada pemegang saham) yang juga dapat menjadi sumber pendapatan alternatif bila nilai sahamnya turun.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular