
Duh.. Asing Rebutan Obral 10 Saham Ini! Ada Emiten Big Cap

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat pada perdagangan Selasa kemarin (2/3/2021) kendati belum menembus level psikologis selanjutnya yakni 6.400.
Data BEI menunjukkan, indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini naik 0,33% di level 6.369. Ada 225 saham naik, 253 saham turun, dan sisanya 162 saham stagnan.
Investor asing mencatatkan beli bersih Rp 27,65 miliar di pasar reguler, dalam sebulan terakhir asing mencatatkan net sell mencapai Rp 189 miliar.
Meski indeks hijau, tapi ada deretan saham yang justru banyak dilepas asing kemarin, lantaran dipengaruhi faktor profit taking investor.
10 Top Net Foreign Sell (Reguler) 2 Maret 2020
1. Gudang Garam (GGRM), net sell Rp 65 M, saham +2,12% Rp 37.375
2. Merdeka Copper (MDKA), Rp 46 M, saham -5,99% Rp 2.670
3. Adaro Energy (ADRO), Rp 37 M, saham flat Rp 1.185
4. Indofood CBP (ICBP), R[ 26 M, saham +1,16% Rp 8.700
5. NFC Indonesia (NFCX), Rp 22 M, saham +5,50% Rp 2.110
6. Astra International (ASII), Rp 17 M, saham -0,45% Rp 5.575
7. Lippo Karawaci (LPKR), Rp 12 M, saham -5,50% Rp 206
8. Indah Kiat (INKP), Rp 9 M, saham +2,32% Rp 13.250
9. Indofood Sukses (INDF), Rp 9 M, saham +2,87% Rp 6.275
10. Bank Negara Indonesia (BBNI), Rp 8,7 M, saham -1,20% Rp 6.150
NEXT: Sentimen Net Sell
Saham Gudang Garam menjadi saham dengan catatan jual bersih terbesar kemarin. Net sell ini melanjutkan jual bersih asing yang sudah dibukukan Senin pekan ini sebesar Rp 21 miliar.
Dengan demikian, dalam sebulan terakhir saham GGRM minus 2,16% dan year to date asing keluar Rp 309 miliar di pasar reguler.
GGRM baru saja menyampaikan sentimen positif bagi perusahaan. Emiten rokok ini siap menyuntik modal perusahaan yang terafiliasi dengan perseroan yakni PT Surya Dhoho Investama (SDHI) senilai Rp 1 triliun. Entitas tersebut merupakan perusahaan yang mengelola Bandara Dhoho Kediri yang sahamnya dimiliki 99,99% oleh Gudang Garam.
Corporate Secretary Gudang Garam, Heru Budiman, dalam keterbukaan informasi di BEI menyampaikan, transaksi afiliasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan modal SDHI untuk mendukung kelanjutan proses pembangunan Bandar Udara Terpadu di Kediri, Jawa Timur yang dibangun perseroan melalui SDHI.
Seperti diketahui, groundbreaking bandara ini sudah dimulai sejak Rabu, 15 April 2020 lalu. CNBC Indonesia mencatat, sampai dengan awal Februari lalu, progress pembangunannya sudah mencapai 35%.
Di sisi lain, saham dengan kapitalisasi pasar Rp 100 triliun alias big cap juga mendapat tekanan jual bersih asing. Indofood ICBP (ICBP) misalnya yang punya kapitalisasi pasar Rp 101,46 triliun juga dilepas asing Rp 26 miliar.
ASII atau Astra yang memiliki kapitalisasi pasar Rp 225,7 triliun juga sahamnya dilego asing Rp 17 miliar kemarin, dan selanjutnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga dilepas asing Rp 9 miliar. Kapitalisasi pasar saham BBNI mencapai Rp 114,69 triliun.
William Siregar, Equity Analyst PT BNI Sekuritas, menilai bahwa salah satu rekomendasi di pasar saham ialah saham-saham yang masuk big cap alias big capitalization.
Ada beberapa alasan mengapa William menyarankan saham big cap. Pertama perusahaan big cap sudah memiliki operasi usaha yang solid tanpa dipengaruhi oleh kompetisi pasar.
"Yang pertama karena secure atau aman karena big cap lebih tidak mudah dikontrol kompetisi," pungkas, dalam dialog InvesTime CNBC Indonesia, Senin malam (1/3/2021).
Kedua, saham big cap dikenal sering memberikan dividen (pembagian dari laba bersih kepada pemegang saham) yang juga dapat menjadi sumber pendapatan alternatif bila nilai sahamnya turun.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
