Bos PTBA: Tinggal Hitung Waktu, Pabrik DME Bisa Jalan

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
02 March 2021 13:53
HUT PTBA. (Dok: PT BA)
Foto: HUT PTBA. (Dok: PT BA)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimis proyek gasifikasi batu bara akan segera berjalan. Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan perjanjian kerjasama atau cooperation agreement antara PTBA, Pertamina, dan Air Products Chemical Inc juga sudah ditandatangani, pada 11 Februari 2021 lalu.

Setelah penandatanganan perjanjian kerjasama ini artinya hanya tinggal menunggu waktu saja pabrik akan segera berjalan. "Tinggal menghitung waktu agar pabrik bisa berjalan," ungkapnya dalam sambutan perayaan HUT Ke-40 PT Bukit Asam Tbk, melalui akun YouTube, Selasa, (02/03/2021).

Proyek gasifikasi batu bara yakni memanfaatkan batu bara kalori rendah diolah menjadi Dimethyl Ether (DME) untuk substitusi liquified Petroleum gas (LPG). Seperti diketahui kebutuhan LPG dalam negeri sebagian besar masih dipenuhi dengan impor.

"DME yang bisa menjadi produk substitusi LPG yang impornya kian bertambah setiap tahun nya. Produk DME yang akan dihasilkan PTBA menjadi kunci penting untuk penyelamatan devisa negara, sekaligus terobosan pemanfaatan batu bara di Indonesia," tegasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, proyek gasifikasi batu bara sudah di depan mata, di mana pabrik ini akan berada di Kawasan Industri Tanjung Enim. Hilirisasi batu bara lewat gasifikasi juga masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

"PSN yang telah ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo. Terima kasih Pak Gubernur, rekomendasi kawasan ekonomi khusus ini untuk daerah Tanjung Enim," tuturnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menargetkan penyerapan batu bara untuk kegiatan hilirisasi seperti gasifikasi batu bara menjadi DME mencapai 13 juta ton pada 2024. Hal tersebut dalam webinar "Indonesia Mining Outlook 2021", Selasa (15/12/2020).

"Target hilirisasi batu bara pada tahun 2024 sebesar kurang lebih 13 juta ton kapasitas input dengan nilai ekspor Dimethyl Ether sebesar hampir 600 juta dolar per tahun yang meliputi gasifikasi batu bara, coke making, coal upgrading dan briket batu bara," tuturnya.

Dia mengatakan, pemerintah terus mendorong industri batu bara untuk bertransformasi dari hanya menjual komoditas mentah (raw coal) yang biasa digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi bernilai tambah bagi industri.

INFOGRAFIS, Proyek Gasifikasi RIFoto: Infografis/Gasifikasi RI/Edward Ricardo

"Akselerasi program hilirisasi batu bara di Indonesia, potensi batu bara yang dominan adalah yang kalori rendah. Jenis batu bara ini akan bernilai ekonomis apabila dilakukan peningkatan nilai tambah," ujarnya.

Impor LPG masih menjadi pekerjaan rumah yang tidak kunjung rampung. PT Pertamina (Persero) memproyeksikan impor LPG pada 2021 mencapai sebesar 7,2 juta metrik ton (MT), naik sekitar 16% dari 6,2 juta MT pada 2020.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Siasat PTBA Ubah Batu Bara Jadi DME

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular