Ikuti Kenaikan Yield SBN AS, Harga SBN RI Kembali Tertekan

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
26 February 2021 18:35
Business adviser analyzing financial figures denoting the progress in the work of the company.
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Jumat (26/2/2021) mayoritas ditutup melemah, meski imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) berlanjut menguat.

Mayoritas SBN cenderung dilepas oleh investor, kecuali SBN dengan kode FR0039 bertenor 3 tahun dan SBN seri FR0089 berjatuh tempo 30 tahun yang masih dikoleksi oleh investor hari ini.

Dilihat dari imbal hasilnya (yield), mayoritas SBN mengalami kenaikan yield, namun itu tidak terjadi di SBN seri FR0039 yang yield-nya turun 1,4 basis poin (bp) ke level 4,803% dan yield SBN berkode Fr0089 yang juga turun 0,1 bp ke 6,823%

Sementara itu, yield SBN dengan seri FR0087 tenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara berbalik naik 5,5 bp ke level 6,598%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Pada awalnya, kenaikan yield obligasi AS diikuti juga oleh yield SBN Indonesia. Namun dalam 3 hari terakhir, pergerakan SBN nasional cenderung variatif. Namun hari ini, pasar obligasi nasional kembali mengikuti arah pasar SBN AS.

Yield obligasi pemerintah AS (US Treasury Bond) kembali naik pada perdagangan Kamis (25/2/2021) waktu setempat atau kemarin malam waktu Indonesia. Tadi malam, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menyentuh angka 1,6% atau menjadi yang tertinggi dalam setahun terakhir, meski kemudian surut pada pagi ini ke level 1,4719%.

Kenaikan itu dipicu ekspektasi bahwa ekonomi AS akan membaik dan memicu inflasi. Apalagi, vaksinasi terus dijalankan sementara stimulus fiskal Washington kian dekat dengan kenyataan sehingga berpeluang memacu permintaan.

"Jika melihat yield riil, mereka terlalu rendah jika mempertimbangkan ekspektasi pertumbuhan dan sepertinya yield riil dalam jangka panjang akan terus menguat seiring dengan membaiknya data ekonomi," tutur Charlie Ripley, perencana investasi senior Allianz Investment Management, sebagaimana dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular