Ada DP Nol Persen, BTN Pede Kredit Rumah Membludak

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
26 February 2021 17:52
Bank BTN Syariah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Bank BTN Syariah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Bogor, CNBC Indonesia - Kebijakan relaksasi uang muka (down payment/DP) 0% bagi kredit properti diyakini akan menjadi angin segar bagi meningkatnya permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

Direktur BTN, Hirwandi Gafar mengaku cukup optimistis pertumbuhan kredit KPR pada tahun ini. Hal ini juga sudah terlihat dari periode September tahun lalu di permintaan kredit yang mengalami peningkatan yang signifikan.

"DP nol persen ini akan meningkatkan animo masyarakat, momentum pengembang membangun rumah," katanya, dalam pemaparan media gathering di Vimala Hills, Ciawi, Bogor Jawa Barat.

Beberapa katalis positif lainnya yang juga akan mengerek pertumbuhan kredit KPR antara lain, pembentukan Badan Percepatan Penyelenggaraan Perumahan (BP3) terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dengan adanya lembaga ini, diyakini akan mempercepat proses pembiayaan perumahan.

Tak hanya itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan relaksasi bagi perbankan yang menyalurkan kredit perumahan dengan menurunkan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

"Ini juga stimuslus perbankan bagi penyaluran kPR kepada masyarakat," ujarnya.

Bagi pengembang, stimulus yang juga sedang disiapkan pemerintah adalah pembentukan badan bank tanah. Lembaga ini nantinya akan menyelesaikan berbagai kendala yang dihadapi sebelumnya seperti permasalahan tanah, perijinan melalui badan bank tanah.

Hirwandi menjelaskan, sebetulnya animo para pengembang membangun properti di tahun 2021 juga lebih kencang ketimbang tahun 2020. Hal ini berdasarkan pertemuan Hirwandi bersama para pengembang di tiga besar di Indonesia belakangan ini, yakni, Jogjakarta, Medan dan Makassar.

"Semangat pengembang membangun jauh lebih luar biasa dibanding 2020, di Medan, mereka juga tergerak dan di Makassar. Saya lihat tidak hanya di Jawa, di beberapa daerah sudah kelihatan semangat untuk membangun," ujarnya lagi.

Hal ini misalnya terlihat dari beberapa pengembang besar seperti Agung Podomoro yang mulai beralih dari yang tadinya menggarap high rise building kini kembali membangun rumah tapak atau landed house di kawasan Tenjo, Bogor, dengan harga yang relatif lebih terjangkau bagi masyarakat.

"Pengembang BTN bangun di sana bangun rumah subdisi [dekat stasiun Tenjo]," katanya.

Menurut Hirwandi, permintaan akan KPR akan terus ada sejalan dengan backlog perumahan yang saat ini masih sebesar 11,4 juta.

Sebagai informasi saja, sepanjang tahun 2020, bank dengan kode saham BBTN ini sudah menyalurkan kredit KPR sebesar Rp 235 triliun, naik 2,29% dari tahun sebelumnya Rp 229,52 triliun.

Rinciannya, KPR subsidi melesat 8,63% menjadi Rp 120,72 triliun (46,41% dari total kredit) dari tahun sebelumnya Rp 111,13 triliun (43,44% dari total kredit).

Adapun KPR non-subsidi justru turun 0,88% menjadi Rp 79,94 triliun (30,73% dari total kredit) dari tahun sebelumnya Rp 80,65 triliun (31,52% dari total kredit).

Kredit konstruksi KPR juga minus 9,56% menjadi Rp 27,87 triliun dari Rp 29,71 triliun. Sementara itu, kredit non-KPR juga minus 3,70% menjadi Rp 25,33 triliun dari Rp 26,30 triliun.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BTN Bagikan Dividen Rp 237 M atau 10% dari Laba 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular