
MoU Dikebut, Modal Ventura Punya BTN Siap Beroperasi 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank BUMN khusus pembiayaan KPR, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menargetkan perusahaan modal ventura (venture capital) milik perusahaan akan bisa beroperasi pada tahun 2022.
Saat ini, proses uji tuntas atau due dilligence dan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) tengah diselesaikan sehingga ditargetkan pengembangan bisa selesai dilakukan pada akhir 2021.
"Venture capital jadi wadah organic growth yang lain, khususnya fintech di bidang perumahan, salah satunya digitalisasi mortgage atau platform jual beli rumah," kata Direktur Enterprise Risk Management, Big Data & Analytics Bank BTN Setiyo Wibowo, dalam konferensi pers kinerja Bank BTN 2020, di Jakarta, Senin (15/2/2021).
"Proses due diligence, MOU. Kami melakukan pendalaman detail bisnis model, yang challenge mengenai data. Target develop tahun ini, akhir tahun selesai dan 2022 bisa mulai operasional. Ini adalah bagian dari rencana jangka menengah dan panjang," tegasnya.
Sebelumnya, BTN memang menargetkan untuk bisa memiliki perusahaan asuransi jiwa dan modal ventura untuk mendukung pengembangan bisnis perusahaan ke depan.
Pengembangan ini masuk dalam rencana pertumbuhan bisnis perusahaan di 2021. Hal ini disampaikan Plt. Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu dalam rapat bersama dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (2/2/2021).
Nixon mengatakan memiliki perusahaan asuransi jiwa ini inline dengan bisnis inti BTN yang memberikan kredit pemilikan rumah (KPR) yang harus didukung dengan asuransi dan bancassurance.
"Bagaimana kerja sama strategi pertumbuhan anorganik terutama sekali kami ingin sekali memiliki satu perusahaan asuransi jiwa karena pada umumnya kredit itu harus ditutup asuransi jiwanya, juga bancassurance dan sebagainya," kata dia.
Selanjutnya, rencana untuk memiliki VC ini ditujukan untuk memberikan pendanaan kepada perusahaan asset management (AM) atau manajer investasi.
Nixon mengatakan AM ini nantinya akan ditujukan untuk membangkitkan bisnis penjualan rumah second. Bisnis ini ditujukan untuk menampung kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang lumayan besar.
"BTN saat ini memiliki NPL rumah cukup besar dimana kami memerlukan 1 asset management company yang akan fokus jual beli rumah terutama rumah yang bermasalah sehingga NPL-nya bisa didorong keluar dan industri rumah second menjadi tumbuh," terang dia,
Rencana ini bukan barang baru karena pejabat sebelumnya sudah menargetkan rencana ini masuk dalam agenda BTN.
Pada 2019 misalnya, Direktur Utama BTN kala itu, Maryono mengatakan BTN akan melakukan tiga rencana pengembangan anorganik di tahun tersebut. Pertama, akuisisi manager investasi (MI). Kedua, menambah anak usaha dalam bidang asuransi.
Ketiga, bagaimana melepas atau spin off untuk unit usaha syariah (UUS).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik! Kredit BTN di November Mulai Menggeliat 1%
