
Sah! Konglomerat Sri Prakash Caplok Tambang Emas Rp 300 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bahan baku industri tekstil, PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) menyelesaikan akuisisi mayoritas saham PT Cikondang Kancana Prima (CKP), perusahaan tambang dan pengolahan emas di Cianjur, Jawa Barat.
"Pada 28 Desember 2020, kami sudah menyampaikan Keterbukaan Informasi dan Fakta Material tentang penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat pada 23 Desember 2020 untuk mengambilalih 80% kepemilikan saham di CKP dari pemegang sahamnya yang ada," kata Presiden Direktur INDR, Vishnu Swaroop Baldwa, dalam keterbukaan informasi di BEI, Jumat (26/2/2021).
"Bersama dengan dokumen terkait lainnya untuk melengkapi dan memberlakukan pengambilalihan. Penyelesaian transaksi ini telah tercapai pada 24 Februari 2021," jelasnya.
Dengan akuisisi ini akan menjadi CKP menjadi anak perusahaan. "Tidak ada dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Indo-Rama," katanya.
Pada 23 Desember 2020, Vishnu Swaroop Baldwa menjelaskan bahwa total investasi Indo-Rama untuk transaksi akuisisi ini sebesar Rp 300 miliar, termasuk Rp 50 miliar yang diberikan sebagai pinjaman berbunga kepada afiliasi pemegang saham penjual.
Sebagai informasi, INDR adalah perusahaan yang bergerak di industri tekstil yang saat ini struktur pemegang sahamnya dimiliki oleh PT Indorama Holdings B.V sebesar 34,03%, PT Irama Investama 25%, sedangkan saham publik sebesar 40,97%.
Emiten ini terafiliasi dengan Sri Prakash Lohia, orang terkaya nomor lima di Indonesia versi majalah Forbes. Ia juga, tercatat sebagai Komisaris Utama emiten ini. Forbes mencatat, per Selasa ini (29/12), Sri memiliki kekayaan bersih US$ 6,2 miliar atau setara Rp 87 triliun (kurs Rp 14.000/US$).
Indorama Synthetics pada mulanya berdiri pada 1975 lalu dan memulai kegiatan produksi pertama kali setahun setelahnya di pabrik pemintalan kapas di Purwakarta, Jawa Barat.
Saat ini, INDR perseroan memperluas bisnis benang pintal dan mendiversifikasi lini produksi ke benang seperti polyester filament, polyester staple fiber, PET Resin, hingga polyester chip.
Data BEI mencatat saham INDR ditutup minus 2,19% di level Rp 3.130/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 2,05 triliun. Dalam sepekan sahamnya naik 5,39% dan sebulan naik 19,47%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rogoh Rp 300 M, Konglomerat Sri Prakash Caplok Tambang Emas
