Simak 8 Info Penting Ini, Sebelum Beraksi Cari Cuan di Market

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
25 February 2021 08:00
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Animo investor pada perdagangan Rabu kemarin tampaknya tak terlalu bersemangat. Hal ini menyebabkan hampir semua bursa saham Asia harus bergerak di zona merah, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi 0,35% ke level 6.251,05. IHSG belum mampu menguji level resistance barunya, 6.300.

Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi mencapai Rp 16,97 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 245 miliar di pasar reguler. Saham-saham yang diborong pelaku pasar asing antara lain, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 307 miliar dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Rp 119 miliar.

Senimen perdagangan kemarin lebih banyak ditopang oleh analis dan pelaku ekonomi terutama di bursa Paman Sam lainnya menyambut positif testimoni bos The Fed Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat AS. Stance kebijakan moneter longgar diharapkan tetap dipertahankan.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Kamis (24/2/2021):

1. Kabar Dicaplok Sea Group, Ini Jawaban Manajemen BNBA

Manajemen PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) buka suara terkait dengan liarnya harga saham perusahaan dalam beberapa pekan terakhir terimbas rumor masuknya Sea Group, investor di balik e-commerce Shopee.

Manajemen menegaskan, pihaknya memang tengah berupaya untuk meningkatkan modal inti perusahaan sesuai dengan ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Rp 2 triliun di akhir tahun ini dan Rp 3 triliun pada tahun depan.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan sebagai bahan hasil paparan publik insidentil, perusahaan menyatakan terbuka dengan segala opsi sebagai upaya untuk meningkatkan modal inti ini. "Kami mempertimbangkan semua opsi untuk dapat meningkatkan kinerja bank dan agar bisa memenuhi ketentuan permodalan yang ada. Dan kami merasa yakni hal tersebut akan dapat dipenuhi pada waktunya," kata manajemen perusahaan dalam keterbukaan informasinya, dikutip Rabu (24/2/2021).

Bank ini tak menyebutkan secara rinci upaya apa yang akan dilakukan untuk memenuhi kewajibannya ini. Namun demikian, perusahaan menampik kabar adanya proses akuisisi Bank Bumi Arta oleh Sea Group, induk Shopee.

"Pada intinya perseroan juga baru mengetahui berita tersebut dari media atau kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham," terangnya.

2. Pandemi, Laba AALI Terbang Nyaris 300% Jadi Rp 833 M di 2020

Anak usaha Grup Astra di sektor perkebunan sawit, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang tahun lalu mencapai 295% menjadi Rp 833,09 miliar, dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp 211,12 miliar.

Mengacu laporan keuangan publikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), kenaikan laba bersih ini terjadi seiring dengan pendapatan AALI yang juga naik 7,79% menjadi Rp 18,81 triliun dari tahun sebelumnya Rp 17,45 triliun.

Secara rinci, pendapatan minyak sawit mentah dan turunannya naik menjadi Rp 17,37 triliun dari periode tahun sebelumnya Rp 15,93 triliun. Pendapatan inti sawit dan turunannya turun tipis menjadi Rp 1,31 triliun dari Rp 1,35 triliun dan pendapatan inti sawit dan turunannya turun menjadi Rp 127,13 miliar dari sebelumnya Rp 167,73 miliar.

Di sisi lain, dari total pendapatan itu, kontribusi terbesar pendapatan untuk pihak ketiga yakni dari Bunge Asia Pte Ltd mencapai 10,02% atau sebesar Rp 1,88 triliun. Secara umum, beban pokok naik menjadi Rp 15,84 triliun dari Rp 15,31 triliun, tetapi anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini mendapatkan selisih keuntungan kurs cukup besar yakni Rp 33,05 miliar dari tahun sebelumnya yang rugi kurs Rp 34,65 miliar.

3.Duh! BEI Hapus Kode Broker & Tipe Investor di Running Trade

Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat kebijakan baru yaitu tidak menampilkan kode broker dalam running trade di sistem perdagangan saham. Menurut rencana kebijakan ini akan mulai berlaku 26 Juli 2021 nanti.

Setelah aturan ini berlaku, investor tidak dapat melihat Anggota Bursa (AB) mana yang akan mentransaksikan saham tertentu, kode broker ini baru akan bisa terlihat pada akhir perdagangan.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan pertimbangannya dilakukan kebijakan ini terutama untuk mengurangi adanya kebiasaan menggiring (herding behaviour) pasar ke saham-saham tertentu. Lainnya adalah untuk meningkatkan tata kelola pasar. "Meningkatkan market governance dengan mengurangi herding behaviour," kata Laksono kepada CNBC Indonesia, Rabu (24/2/2021).

4.Indosat Obral 4.000 Menara, Telkom & Grup Djarum Kepincut Nih

Rencana operator telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) untuk kembali melepas kurang lebih 4.000 menara telekomunikasi yang diumumkan pertengahan bulan ini ternyata menarik minat dari sejumlah perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi.

Dua peminatnya, meski tak terang-terangan disampaikan adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Kedua perusahaan ini merupakan pembeli setia dari menara-menara yang dilepas oleh Indosat.

Setelah pada 2019 lalu kedua perusahaan ini juga menjadi pembeli dari total 3.100 menara yang dilepas oleh perusahaan telko yang saat ini dikendalikan oleh induknya asal Qatar ini.

Nilai pembelian 3.100 menara tersebut mencapai Rp 6,39 triliun. Dari 3.100 menara, 2.100 di antaranya diambil oleh Mitratel dan sisanya diambil oleh Protelindo.

5. Dihantam Pandemi 2020, Laba ITMG Ambles 70% Jadi Rp 554 M

Laba bersih emiten pertambangan baru bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melorot hingga 70% sepanjang tahun lalu di tengah pandemi Covid-19. Laba bersih ITMG tercatat US$ 39,47 juta atau setara dengan Rp 554 miliar (kurs Rp 14.000/US$).

Laba bersih tersebut ambles dari periode yang sama tahun 2019 yakni laba bersih US$ 129,47 juta atau setara dengan Rp 1,82 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020 yang dipublikasikan Rabu ini (24/2), pendapatan ITMG juga ambruk 100% menjadi US$ 1,185 miliar atau setara dengan Rp 16,59 triliun, dari sebelumnya US$ 1,715 miliar atau sekitar Rp 24 triliun.

Adapun beban pokok pendapatan turun menjadi US$ 986,19 juta dari sebelumnya US$ 1,39 miliar. Meski beban pokok turun, masih ada tekanan di pos yang akan direklasifikasikan ke laba rugi, di mana ada perubahan nilai wajar lindung nilai arus kas sebesar US$ 10,65 juta dari sebelumnya hanya US$ 5,28 juta.

Pendapatan terbesar ITMG berasal dari penjualan batu bara pihak ketiga mencapai US$ 1,08 miliar turun tahun sebelumnya US$ 1,52 miliar. Kemudian pendapatan dari bahan bakar juga turun menjadi US$ 49,14 juta dari US$ 79,05 juta, serta pendapatan jasa melorot jadi US$ 2,72 juta dari US$ 3,75 juta.

6.Gagal Bayar! MDLN Minta Lagi Moratorium Bayar Global Bond

Emiten pengelola perumahan Jakarta Garden City, PT Modernland Realty Tbk (MDLN) mengajukan perpanjangan masa penundaan atau moratorium atas kewajiban bunga surat utang global (global bond) senilai US$ 240 juta atau setara dengan Rp 3,36 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Surat utang atau notes tersebut akan jatuh tempo pada 2024. Surat utang ini diterbitkan oleh entitas anak MDLN, JGC Ventures Pte. Ltd. dan Modernland Overseas Pte Ltd. Sementara satu notes lagi yakni sebesar US$ 150 juta yang jatuh tempo 2021.

Sampai saat ini MDLN masih mencari cara untuk merestrukturisasi global bond senilai total US$ 390 juta atau setara Rp 5,46 triliun itu. Negosiasinya sudah berlangsung sejak pertengahan tahun lalu ketika pertama kali gagal bayar (default) bunga obligasi pada Agustus 2020.

Presiden Direktur Modernland Realty William Honoris mengatakan, perseroan beserta anak usahanya, JGC Ventures, Modernland Overseas, dan MDLN Holdings Pte Ltd mengajukan perpanjangan moratorium hingga 31 Mei 2021.

7. Summarecon Rights Issue 3,6 Miliar Saham, Bakal Dapat Rp 3 T

Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), berencana melakukan penambahan modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 3,60 miliar saham baru. Nilai tersebut setara 24% dari modal disetor perseroan.

lg.php.gif

Mengacu pengumuman yang disampaikan manajemen SMRA, nilai nominal rights issue tersebut sebesar Rp 100 per saham. Belum ditetapkan harga pelaksanaan rights issue ini, namun jika mengacu pada pergerakan harga saham rata-rata harian SMRA di kisaran Rp 835 - Rp 875, maka SMRA berpotensi meraih dana segar sebesar Rp 3 triliun sampai dengan Rp 3,15 triliun.

Nantinya, saham baru yang ditawarkan dalam HMETD II ini mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan seluruh saham lama Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas dividen.

Untuk memuluskan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 1 April 2021 mendatang

8.Bergerak Tak Wajar, BEI Awasi 4 Saham & Ada Bank Jago

Bursa Efek Indonesia mengumumkan terjadinya pergerakan harga saham di luar kebiasaan atau unusual market activity atas lima emiten pada 22-23 Februari. Lima emiten tersebut antara lain, PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan PT Yeloo Integra Datanet Tbk (YELO) bersama waran seri I.

Keempat saham dan waran tersebut menurut otoritas bursa mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan bergerak di luar kewajaran, sedangkan hanya PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) yang sahamnya mengalami penurunan di luar kebiasaan.

Saham BBYB misalnya, kemarin naik cukup signifikan sebesar 24,76% atau naik 130 poin ke level Rp 655 per saham. Sementara itu, setelah mencetak reli dalam 8 hari terakhir, harga saham ARTO kemarin melemah 6,88% ke level Rp 10.150 setelah sebelumnya sempat naik signifikan 16,27% ke level Rp10.900 per saham.

Kenaikan saham tersebut juga mengerek nilai kapitalisasi pasar Bank Jago menjadi Rp 110,19 triliun dan masuk dalam daftar 10 emiten dengan kapitalisasi pasar jumbo di BEI.

"Pengumuman UMA tidak serta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," ungkap pengumuman BEI yang disampaikan Kepala Divisi Pengawasan Transaksi, Lidia M Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan, Irvan Susandy.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular