
Pidato Powell Ditanggapi Beragam, Harga SBN Ditutup Mixed

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Rabu (23/2/2021) kembali ditutup beragam, di tengah respon investor yang beragam terkait pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) tentang kebijakan suku bunga acuan dan inflasi.
Sikap investor masih cenderung beragam, di mana SBN bertenor 1 tahun, 15 tahun, dan 30 tahun mengalami pelemahan harga dan cenderung dilepas oleh investor. Sisanya yang berjatuh tempo 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun mengalami kenaikan harga dan ramai dikoleksi investor hari ini.
Imbal hasil (yield) SBN tenor 1 tahun berkode FR0061 naik 5,4 basis poin (bp) ke level 4,016%, kemudian yield SBN tenor 15 tahun berseri FR0088 naik 0,6 bp ke 6,373%, dan yield SBN berjatuh tempo 30 tahun berkode FR0089 juga naik 0,3 bp ke 6,853%, dan SBN seri FR0067 tenor 25 tahun stagnan di 7,425%. Sisanya mengalami penurunan yield.
Sementara itu, yield SBN dengan seri FR0087 tenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali turun 9,3 bp ke level 6,555%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Investor masih cenderung beragam menanggapi sentimen dari outlook ekonomi Negara Adidaya. Kemarin, bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell berpidato di depan Komite Perbankan Senat.
Powell mengatakan bahwa ekonomi AS masih menghadapi jalan panjang untuk bisa mencapai target inflasi dan pembukaan lapangan kerja sehingga perlu kebijakan substansial lanjutan. Dia menilai inflasi masih "lunak" sehingga kebijakan sekarang akan dipertahankan..
Namun, kekhawatiran inflasi masih mengemuka di tengah lonjakan imbal hasil (yield) obligasi acuan pemerintah AS. Walaupun sempat turun pada perdagangan Selasa (23/2/2021) kemarin, yield obligasi pemerintah AS masih dalam tren kenaikan dan masih berada di level 1,3%.
Melansir data dari website World Government Bonds per Selasa (23/2/2021) kemarin, yield obligasi AS (US Treasury Bond) acuan tenor 10 tahun turun 2,6 bp ke level 1,343%. Namun, yield obligasi AS tersebut akan kembali naik, terlihat dari pergerakan per hari ini yang naik 1,6 bp pada pukul 18:00 WIB.
Investor juga khawatir lonjakan harga akibat gelontoran stimulus bisa memaksa bank sentral menaikkan suku bunga acuan untuk kredit berjangka waktu pendek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi