
Pasar Beda Sikap Tanggapi Yield AS, Harga SBN Ditutup Beragam

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Selasa (23/2/2021) terpantau ditutup bervariasi, menyusul fokus investor memantau perkembangan pandemi dan pemulihan ekonomi dunia.
Sikap investor cenderung beragam, di mana SBN bertenor 1 tahun, 5 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun cenderung dilepas oleh investor. Sedangkan sisanya yakni SBN berjatuh tempo 3 tahun, 10 tahun, 25 tahun dan 30 tahun ramai dikoleksi oleh investor hari ini.
Imbal hasil (yield) SBN tenor 1 tahun berkode FR0061 naik 0,1 basis poin (bp) ke level 3,962%, kemudian yield SBN tenor 5 tahun berseri FR0081 naik 9,9 bp ke 5,793%, yield SBN berjatuh tempo 15 tahun berkode FR0088 juga naik 1,2 bp ke 6,367%, dan SBN seri FR0083 tenor 20 tahun naik 5,3 bp ke 7,277%. Sedangkan sisanya mengalami penurunan yield
Sementara itu, yield SBN dengan seri FR0087 tenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara berbalik turun 1,3 bp ke level 6,648%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Sikap investor obligasi pemerintah cenderung beragam menanggapi sentimen yang hadir di pasar keuangan, baik di dalam negeri maupun global.
Seperti sentimen dari masih naiknya imbal hasil obligasi pemerintah (US Treasury Bond), beberapa investor masih menilai kenaikan imbal hasil surat utang AS tersebut masih menghantui pasar obligasi dalam negeri, tetapi sebagian lainnya hal tersebut tidak mempengaruhi signifikan terhadap pergerakan yield SBN.
Sebagian investor juga sudah mulai melunak dan menyikapi sentimen penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Namun beberapa juga masih belum mau menyikapi penurunan suku bunga tersebut.
Di lain sisi, investor cenderung berhati-hati berinvestasi di pasar keuangan, baik pasar obligasi maupun pasar saham, di mana perhatian pasar bakal tertuju pada pidato Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell. Pelaku pasar menunggu komentarnya mengenai suku bunga acuan dan inflasi.
Powell akan memberikan testimoninya di hadapan Kongres AS pada hari Selasa dan Rabu waktu setempat. Testimoni tersebut dikatakan akan menarik, sebab terjadi di tengah kenaikan yield obligasi (Treasury) AS ke level yang masih terjadi dan menyentuh level tertingginya dalam 1 tahun terakhir.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi