
Nasib Kredit Mobil Versi Bos BCA, Setelah Relaksasi PPnBM

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja menilai kebijakan pemerintah memberikan relaksasi penurunan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil, dapat menjadi salah satu pendorong tumbuhnya kredit perbankan di tahun ini.
Penurunan pajak ini akan berdampak pada turunnya harga jual kendaraan sehingga dapat mendorong kembali permintaan masyarakat.
"Pengurangan PPnBM jadi 0% berpengaruh pada harga mobil untuk 1500 cc ke bawah dan TKDN [tingkat komponen dalam negeri] 70% saya kira bagus untuk mobil dengan TKDN dan harga lebih murah," kata Jahja dalam wawancara dengan CNCB Indonesia, Selasa (23/2/2021).
"Tapi berapa lebih murah kalau PPnBM 10%-20% dari harga Rp 100 juta-Rp 125 juta, kalikan itulah penurunannya. Jadi harga tentu akan mempengaruhi permintaan masyarakat yang di golongan middle 1500 cc ke bawah," jelasnya.
Menurut Jahja, penjualan mobil di 1500 cc ke bawah ini menguasai 40% dari total penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) di perbankan.
Sebelum pandemi atau pada 2019 penjualan mobil mencapai 1 juta unit, namun akibat pandemi terjadi penurunan hingga setengahnya atau 532 ribu unit. Sedangkan tahun ini diperkirakan oleh Gaikindo akan terjadi peningkatan penjualan hingga 750 ribu unit per tahun.
Adanya pendemi Covid-19 memang berdampak besar pada permintaan kredit untuk kendaraan bermotor.
Sebagai gambaran, sebelum pandemi terjadi omset kredit kendaraan bermotor di BCA mencapai Rp 2,5 triliun per bulan. Namun terjadi penurunan hingga menjadi sebesar Rp 1,8 triliun saja per bulannya.
"Kendaraan yang 1500 cc ke bawa itu pastinya 40% dari penjualan, ini ada penurunan harga tentu menarik pembeli," kata dia.
Faktor penentu lainnya adalah kemampuan beli dari masyarakat, sebab saat ini untuk karyawan dengan pendapatan tetap per bulannya dinilai masih mampu untuk melakukan pembelian unit mobil baru.
Namun, yang menjadi perhatian adalah permintaan kredit kendaraan dari kalangan pengusaha UMKM.
"Nah, apakah [target] ini betul-betul tercapai, tergantung demand masyarakat," tandasnya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik! OJK Bakal Rilis Aturan Relaksasi DP Kredit Mobil