Rupiah Menguat Sih, Tapi Kok Rawan Ya...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 February 2021 09:35
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Namun ada sinyal laju inflasi bakal terakselerasi. Soalnya, aktivitas ekonomi di Negeri Paman Sam semakin pulih dan membaik.

The Fed cabang Texas merilis data indeks manufaktur yang pada Februari 2021 adalah 17,2. Melonjak 10,2 poin dibandingkan bulan lalu dan menyentuh titik tertinggi sejak Oktober 2020.

Kemudian The Fed cabang Chicago melaporkan National Activity Index pada Januari 2021 sebesar 0,66. Naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,41 dan menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Ada lagi. Pada Januari 2021, penjualan rumah bekas (existing) tercatat 6,69 juta unit. Naik 0,6% dibandingkan bulan sebelumnya dan di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 6,61 juta unit.

Secara YoY, penjualan rumah pre-loved ini melejit 23,7%. Penjualan terus naik dalam 107 bulan tanpa henti.

"Penjualan rumah terus memainkan perannya dalam memulihkan ekonomi. Suku bunga rendah plus rencana stimulus fiskal dan vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang sudah tersedia membuat outlook sektor properti tahun ini sepertinya solid," tegas Lawrence Yun, Kepala Ekonom US National Association of Realtor (NAR), seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Berbagai data itu membuktinya ekonomi Negeri Adidaya semakin menggeliat dan siap bangkit. Pemulihan ekonomi akan ditandai oleh kenaikan permintaan sehingga menimbulkan tekanan inflasi.

Apabila ternyata laju inflasi terakselerasi lebih cepat dari perkiraan, maka bukan tidak mungkin The Fed akan mempertimbangkan untuk mengurangi 'dosis' stimulus moneter. Diawali dengan mengurangi pembelian surat berharga, kemudian disusul oleh kenaikan suku bunga acuan.

Ketua The Fed Jerome 'Jay' Powell dijadwalkan akan memberikan paparan di hadapan Komite Perbankan Senat dan Komite Jasa Keuangan House of Representitives. Dalam paparan ini mungkin akan ditemukan jawaban bagaimana kira-kira arah kebijakan moneter ke depan. Apakah Powell menjadi kurang dovish lagi, kita bisa lihat di paparan nanti.

Sembari menunggu 'kode' dari Powell, sepertinya pelaku pasar sedikit menahan diri, lebih baik wait and see dulu. Sikap ini bisa mengurangi aliran modal asing ke pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Jika ini terjadi, maka nasib rupiah menjadi penuh tanda tanya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular