Serius nih, Bos Sucor Sekuritas Sebut Saham Teknologi Seksi!

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
22 February 2021 17:17
CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya dalam acara Capital Market Outlook 2021 dengan tema
Foto: CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya dalam acara Capital Market Outlook 2021 dengan tema "Prospek Pasar Modal 2021"

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO PT Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menilai saham-saham emiten teknologi di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih positif di tengah pandemi Covid-19. Sebab itu, sektor ini juga menjadi sektor 'seksi' di pasar modal Amerika Serikat yakni Bursa Nasdaq.

"Di AS, ada indeks saham yang kuat yakni Nasdaq yang isinya emiten perusahaan teknologi [di Bursa Nasdaq], dan PE-nya [price earnings] 100 ke atas," katanya dalam forum "Prospek Pasar Modal 2021" yang digelar CNBC Indonesia, Senin (22/2/2021).

PE dalam hal ini adalah Price Earning Ratio (PER) yang merupakan rasio harga saham perusahaan terhadap pendapatan per saham perusahaan. Rasio ini digunakan untuk menilai perusahaan dan untuk mengetahui apakah mereka overvalued atau undervalued.

Cara hitungnya yakni harga saham per lembar dibagi dengan laba per saham (EPS). Semakin tinggi angga PER, menandakan harganya di atas harga saham sektornya dan sebaliknya.

"Emiten teknologi di masa pandemi malah cukup baik karena orang menggunakan aplikasi Zoom dan lainnya, makanya ada emiten yang valuasinya cukup tinggi," jelasnya.

"Indonesia juga ada tren digital di mana Gojek dan Tokopedia katanya IPO [penawaran umum saham perdana], untuk itu kita ga bisa [hanya] menggunakan rasio biasanya [yakni PER atau price to book value/PBV]. Kita bisa melihat dengan market share [pangsa pasar]," katanya.

Dia menilai dengan adanya pandemi yang melanda, ini mengubah kebiasaan masyarakat sehingga banyak orang di rumah memanfaatkan trading dan investasi saham, dari rumah.

"Di Januari [transaksi harian] mencapai Rp 20 triliun, di 2021 saya yakin merupakan tahun kebangkitan Indonesia, jumlah investor kita masih kurang dari 1% [dari jumlah penduduk]. Sentimennya yakni tren suku bunga rendah, [sehingga] dari deposito mereka akan memindahkan asetnya," katanya.

"Di Korsel ritel [saham] sudah booming mencapai 5,5 juta orang berarti uda 30% [dari penduduk]," jelasnya.

Data BEI juga mencatat bahwa dari 11 indeks sektoral yang baru diperbaharui pada 25 Januari 2021, indeks yang berisi saham-saham teknologi atau IDXTECHNO mencatat penguatan tertinggi.

Hingga 5 Februari, kinerja indeks sektoral berisi saham-saham teknologi ini mencapai 108,75% secara year to date (ytd), saat IHSG hanya naik 2,8% dan LQ-45 yang berisi 45 saham paling likuid cuma naik 2%.

Data paparan BEI mencatat, kenaikan IDXTECHNO melebihi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ45 yang biasa menjadi acuan bagi para manager investasi.

11 Indeks Sektoral TerbaruFoto: 11 Indeks Sektoral Terbaru
11 Indeks Sektoral Terbaru

Di posisi kedua penguatan, ada IDXBASIC yang berisi saham-saham barang baku dengan kenaikan 12,51% dan IDXFINANCE atau saham-saham berisi perusahaan jasa keuangan dengan penguatan 7.61%.

Penurunan terdalam dibukukan INDXTRANS yang berisi saham-saham sektor transportasi dan logistik yang minus 4,78%.

Indeks ini adalah daftar indeks baru yang disusun oleh otoritas bursa. Bursa Efek Indonesia resmi menerapkan klasifikasi sektor industri baru IDX Industrial Classification (IDX-IC) mulai Senin 25 Januari lalu.

Sistem klasifikasi ini memperbarui dari yang sebelumnya Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA) yang digunakan bursa sejak 1996. Prinsip klasifikasi yang digunakan dalam IDX-IC berdasarkan eksposur pasar, berbeda dari JASICA yang menggunakan aktivitas ekonomi.

Selain itu, struktur klasifikasi IDX-IC dirancang memiliki 4 tingkat klasifikasi, yaitu: sektor, sub-sektor, industri, dan sub-industri. Dengan struktur klasifikasi yang lebih dalam, maka IDX-IC dapat mengelompokkan jenis perusahaan tercatat yang lebih homogen.

Jika sebelumnya di klasifikasi JASICA terdapat 9 sektor dengan 56 sub sektor turunannya, maka di sistem pengelompokan yang baru, sektornya bertambah menjadi 12 sektor dengan 35 sub sektor, 69 industri, dan 130 sub industri, sehingga cakupannya lebih luas. Dengan demikian semua perusahaan terklasifikasi secara spesifik.

Selain 12 sektor, disusun pula 11 indeks sektoral terbaru, yakni Indeks Sektoral IDX-IC.

Indeks Sektoral IDX-IC dihitung menggunakan metode market capitalization weighted (bobot kapitalisasi pasar) sejak hari dasarnya pada tanggal 13 Juli 2018 dengan nilai awal 1.000. Indeks Sektoral IDX-IC ini menggantikan 10 Indeks Sektoral yang sebelumnya mengacu pada JASICA.

Untuk mengakomodasi kebutuhan bisnis dan memberikan waktu penyesuaian, maka Indeks Sektoral yang mengacu pada JASICA tersebut akan tetap disediakan oleh BEI sampai dengan 30 April 2021.

Dari 11 indeks sektoral, berikut daftar anggota Indeks IDXTECHNO per 25 Januari 2021:

Anggota Indeks Sektoral IDXTECHNO 21 Januari 2021/BEIFoto: Anggota Indeks Sektoral IDXTECHNO 21 Januari 2021/BEI
Anggota Indeks Sektoral IDXTECHNO 21 Januari 2021/BEI


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Ngalahin IHSG-LQ45, Saham-saham Teknologi di BEI Meroket

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular