Jakarta, CNBC Indonesia - Grup Salim adalah salah satu konglomerasi bisnis di Tanah Air yang berinvestasi di sejumlah sektor baik konsumer, otomotif, hingga jasa keuangan termasuk perbankan.
Grup bisnis yang didirikan pada 4 Oktober 1972 oleh Sudono Salim atau Liem Sioe Liong ini sempat memiliki bank besar di Tanah Air. Tapi selama krisis ekonomi 1997 hingga 1998, Salim terpaksa menjual saham mayoritasnya di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kepada Grup Djarum milik keluarga Hartono, orang terkaya di Indonesia.
Bank BCA kini menjelma menjadi bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni Rp 843 triliun hingga perdagangan sesi I, Senin ini (22/2/2021).
Kini, Salim yang dinahkodai generasi kedua Anthoni Salim dan generasi ketiga Axton Salim ini kembali membidik saham-saham perbankan nasional.
Melalui anak usaha dana pensiunnya, PT Indolife Pensiontama, mereka sudah resmi memiliki 422,81 juta saham atau setara dengan 6,07% dari total jumlah saham beredar di PT Bank Mega Tbk (MEGA) sejak Desember tahun lalu.
Di bank yang masuk Grup CT Corp milik Chairul Tanjung ini, valuasi saham Grup Salim yakni sebesar Rp 4,48 triliun apabila mengacu pada harga saham MEGA di penutupan sesi I Senin ini di level Rp 10.600/saham.
Menariknya, ternyata, selain MEGA, Grup Salim melalui Indolife Pensiontama juga masuk ke beberapa emiten lainnya.
NEXT: Berikut datanya saham Grup Salim via Indolife
Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Rabu (18/2/2021), perusahaan yang ini menguasai saham di PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) dan perusahaan pengelola klub sepak bola Bali United, yakni PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA).
Lainnya, yakni perusahaan kabel listrik PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) dan perusahaan distributor produk fotografi PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI).
Lantas, bagaimana valuasi saham Grup Salim di keempat saham emiten di atas?
Mengacu pada data KSEI (18/2), Indolife tercatat menguasai 21,47% atau 1,21 miliar saham (1.214.051.129 saham) di BINA, memiliki 323.168.000 saham atau 5,39% di BOLA.
Selain itu, Indolife menguasai 17,58% atau 26.578.300 saham di JECC dan 12.460.000 saham atau 5,00% saham di KONI.
Untuk mengetahui valuasi saham Indolife di BINA saat ini, kepemilikan saham Indolife di BINA sebanyak 1,21 miliar saham (1.214.051.129 saham) dikalikan dengan harga saham BINA pada penutupan sesi I hari ini (22/2), yakni Rp 1.450/saham.
Dari perhitungan tersebut, valuasi saham Salim Group di BINA saat ini mencapai Rp 1,76 triliun. Mengacu data BEI, saham BINA sudah melesat 104% dalam 3 bulan terakhir dan year to date naik 63%.
Untuk BOLA, berarti 323.168.000 saham milik Indolife dikalikan dengan harga saham BOLA pada penutupan sesi I hari ini (22/2), yakni Rp 304/saham.
Hasilnya, valuasi saham Indolife di perusahaan yang sahamnya juga dimiliki konglomerat Pieter Tanuri ini sebesar Rp 98,24 miliar. Saham BOLA dalam 3 bulan terakhir naik 100%.
Sementara itu, 26.578.300 saham milik Indolife dikalikan dengan harga saham JECC pada penutupan sesi Senin (22/2), Rp 5.800/saham. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan valuasi Indolife di JECC senilai Rp 154,15 miliar.
Menurut data BEI, saham JECC tercatat terakhir bergerak pada 27 Januari 2021, ketika ditutup anjlok 6,83%. Hanya saja saham JECC dalam 3 bulan terakhir minus 10,7%.
Untuk saham keempat, KONI, dari perkalian 12.460.000 saham indolife dengan harga saham KONI saat ini, Rp 270/saham, didapatkan valuasi Grup Salim sebesar Rp 3,36 miliar. Saham KONI cenderung melemah dalam 3 bulan terakir minus 13%.
Total, dari keempat saham tersebut, Indolife milik Grup Salim memiliki valuasi sebesar Rp 2,02 triliun.
Tapi sebagai catatan, Grup Salim mempunyai beberapa kendaraan investasi jadi perhitungan valuasi ini di luar saham-saham papan atas Grup Salim lainnya.
Selain Indolife, mereka menguasai 50,05% saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) lewat First Pacific Investment Management Limited (FPIML) dan First Pacific Company Limited (FP), di Hong Kong.
Sisa saham INDF dipegang Antoni Salim 0,02% dan publik 49,91%. Sementara INDF memegang 80,53% mayoritas saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Nah, satu lagi mereka juga punya PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) lewat Gallant Venture Ltd dengan porsi saham 49,49% per September 2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA